TEMUKAN TEKNIK RAHASIA YANG

DISEMBUNYIKAN OLEH PARA

AHLI PIKIRAN UNTUK MENDAPATKAN APA

SAJA YANG ANDA

INGINKAN DENGAN MENGGUNAKAN

KEKUATAN PIKIRAN AKHIRNYA TERUNGKAP

Rahasia Paling Dahsyat dan eXtreme !!!!


Klik --->> RahasiaKekuatanPikiran


============================================


Rahasia Tersembunyi Metode Mencari Uang
di Internet Akhirnya Diungkap...


Jika Anda Bisa Mengetik dan Mengakses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang Melimpah dari Internet... Hanya Jika Anda Tahu Caranya!

Saya akan tunjukkan bagaimana mengubah kondisi finansial anda dengan 3 langkah sederhana, yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya!








============================================



Orang Kaya Tahu Bagaimana Caranya:

* Mendapatkan Hasil Maksimal dari Uang Mereka

* Memilih Jalur Investasi yang Paling Menguntungkan

* Mendanai Pendidikan Anak Ke Universitas Favorit

* Mengamankan Harta Benda Dari Resiko

* Melepaskan Diri Dari Hutang

* Pensiun Tanpa Hidup Susah

* Meninggalkan Warisan Milyaran Rupiah Untuk Keturunan


Klik --->> Rahasia Super Kaya








============================================

GRATIS Software Penarik Uang ATM Tanpa Mengurangi

Saldo Rekening Anda Seharga Rp.350.000,- Dibawah ini !


Klik --->> Rahasia Millioner

--
Firdaus Bangun

http://www.RahasiaBiLLioner.com
http://www.RahasiaMiLLioner.com
http://www.RahasiaSuperKaya.co.cc


internet marketing

Tuesday, August 14, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (3)

Kembali ke topik 5 Langkah Perencanaan Keuangan, dalam artikel sebelumnya saya sudah menyebutkan bahwa untuk melakukan
perencanaan keuangan pribadi ataupun keluarga, kita harus
melalui 5 tahap besar, yaitu:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Dalam 2 artikel saya sebelum ini, saya sudah menjelaskan mengenai
tahap pertama dan tahap kedua. Dalam kesempatan ini, kita akan
membahas secara detil mengenai tahap ketiga, yaitu Membuat
Rencana Keuangan.

Membuat Rencana Keuangan.

Tung Desem Waringin, dalam seminarnya Finansial Revolution
mengatakan bahwa secara sederhana agar bisa menjadi kaya, apa
yang harus kita lakukan adalah:
1. Mengeluarkan lebih sedikit dari yang diterima (alias
pengeluaran harus lebih sedikit daripada pendapatan)
2. menginvestasikan selisihnya dan menginvestasikan ulang
hasilnya untuk pertumbuhan bunga berbunga (compound interest)

Jadi disini kita melihat bahwa ada 2 langkah. Langkah pertama bisa
dibantu dengan cara membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran
Pribadi/Keluarga. Sementara untuk langkah kedua, kita akan membuat
rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah
kita rumuskan sebelumnya (Baca artikel saya yang berjudul 5 Langkah
Perencanaan Keuangan(1) untuk menentukan tujuan keuangan Anda).

Membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga.

Di tanggal tua seringkali kita mendengar keluhan bahwa uang sudah
habis. Mesti menunggu gajian. Dan lucunya lagi, apabila kita
tanyakan kenapa uangnya bisa habis? Bulan ini belanja apa saja?
Kebanyakan orang tidak bisa menjawab. Mengapa? Karena pengeluaran
tidak terkendali. Agar problem seperti ini tidak terjadi untuk
keuangan kita, kita perlu alat bantu untuk mengontrol pengeluaran.
Salah satunya adalah Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga.

Bagaimana cara membuat Anggaran? Gampang. Secara umum anggaran
terbagi 2 bagian, yaitu PENDAPATAN dan PENGELUARAN. Pada bagian
pendapatan, kita membuat daftar sumber-sumber penghasilan kita,
beserta jumlahnya. Misalkan saja untuk keluarga Pak Budi adalah
keluarga yang suami dan istrinya bekerja, ada 2 jenis pendapatan
yaitu gaji suami dan gaji istri.

PENDAPATAN
1. Gaji Suami Rp. 4.000.000
2. Gaji Istri Rp. 3.000.000
=================================
Total Pendapatan Rp. 7.000.000

Nah, dari pendapatan ini, kita memberi jatah pengeluaran untuk
masing-masing pos. Ada 12 pos pengeluaran yang lazim digunakan
yaitu tabungan, makanan/kebutuhan harian, pakaian, pendidikan,
kesehatan, transportasi, telekomunikasi, asuransi, pembayaran
kredit, dan lain-lain. Sebagai contoh:

PENGELUARAN:
Tabungan Rp. 700.000
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000
Pakaian Rp. 400.000
Pendidikan Rp. 700.000
Kesehatan Rp. 450.000
Rekreasi Rp. 1.000.000
Transportasi Rp. 400.000
Telekomunikasi Rp. 450.000
Asuransi Rp. 500.000
Pembayaran Kredit Rp. 400.000
Lain-lain Rp. 500.000
======================================
Total Pengeluaran Rp. 7.000.000

Ini adalah pengeluaran yang anda RENCANAKAN. Nantinya, pengeluaran
yang sebenarnya akan berbeda dari rencana Anda. Tugas Anda setelah
ini adalah secara berkala mengawasi pengeluaran untuk masing-masing
pos, agar tidak melenceng jauh dari rencana. Misalkan saja Anda
merencanakan Rp. 1.000.000,- untuk pos pengeluaran rekreasi Anda.
Pada tanggal 20, total pengeluaran Anda untuk rekreasi sudah
mencapai Rp. 900.000, maka Anda harus mengurangi kegiatan rekreasi
Anda atau setidaknya mencari kegiatan rekreasi yang tidak terlalu
banyak menghabiskan uang. Sehingga Anda hanya menghabiskan
Rp. 100.000 untuk kegiatan rekreasi hingga akhir bulan. Jadi
disini pengeluaran untuk pos rekreasi akan sesuai dengan anggaran
Anda.

Perlu diingat bahwa dalam membuat anggaran, taruhlah TABUNGAN
pada pengeluaran paling atas. Mengapa? Sebab pengeluaran manusia
itu sifatnya flexible, bisa diperbesar maupun diperkecil. Namun,
ada kecenderungan untuk menghabiskan seluruh uang yang ada. Oleh
karena itu, sejak awal berilah jatah pada tabungan. Setelah itu
baru lakukan perhitungan untuk pos pos pengeluaran lainnya. Begitu
gajian, langsung pindahkan jatah tabungan Anda ke sebuah rekening
yang khusus tabungan. Rekening tabungan ini tidak boleh ditarik
lagi kecuali keadaan darurat.

Untuk berhasil melaksanakan langkah pertama untuk menjadi kaya
seperti yang disebutkan oleh Tung Desem Waringin, Anda harus bisa
menyisihkan minimal 10% dari pendapatan Anda untuk ditabung.
Nantinya tabungan inilah yang akan kita gunakan untuk langkah
kedua, berinvestasi dengan konsep compound interest.

Berinvestasi dengan Konsep Compound Interest

Albert Einstein, ilmuwan paling jenis di dunia, mengatakan bahwa
salah satu keajaiban dunia adalah compound interest. Wah, kenapa
begitu?

Katakanlah sekarang kita memiliki uang menganggur sebesar
Rp. 1.000.000. Uang ini kita tabung dengan bunga sebesar
6% per tahun. Di tahun mendatang, kita mendapatkan bunga sebesar:
Bunga = Rp. 1.000.000 * 6%
Bunga = Rp. 60.000

Nah, bunga ini kita masukan kembali ke dalam tabungan sehingga
turut berbunga. Pada tahun kedua, bunga kita menjadi :
Bunga = Rp. 1.060.000 * 6%
Bunga = Rp. 63.600

Perhatikan bahwa bunga yang kita dapatkan pada tahun pertama,
kita investasikan ulang ke tabungan kita. Jadi bunga kita akan
turut berbunga, sehingga terjadi pertambahan bunga sebesar
Rp. 3.600,-. Ajaibnya, bunga yang turut berbunga ini akan
menyebabkan pertumbuhan yang luar biasa pada tabungan kita.
Dalam waktu 12 tahun, tabungan kita akan menjadi Rp. 2.012.196,-
atau menjadi 2 kali lipat jumlah awal. Dan kalau dibiarkan
12 tahun lagi, maka tabungan ini akan berkembang menjadi 2 kali
lipat lagi, alias Rp. 4.048.934,-. Pertumbuhan investasi seperti
inilah yang disebut dengan compound interest. Ingat, bunga yang
kita dapat harus diinvestasikan kembali.

Konsep compound interest inilah yang akan kita gunakan dalam
menyusun rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah kita tetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, misalkan Pak
Budi hendak membuat rencana keuangan untuk mendanai kuliah
anaknya. Untuk membayar uang masuk kuliah anaknya, Pak Budi
membutuhkan uang sebesar Rp. 20.000.000,-. Berapakah jumlah
uang yang harus disisihkan oleh Pak Budi setiap bulannya?

NB: Untuk menyederhanakan perhitungan dalam contoh, kita
menganggap bahwa uang masuk kuliah tidak mengalami inflasi.
Apabila Anda tertarik untuk mendapatkan perhitungan yang
lebih canggih dan lebih akurat, silahkan baca ebook saya
"Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan
Excel".

Perhitungan compound interest sangat rumit. Di kuliah-kuliah,
biasanya mahasiswa diajarkan untuk melakukan perhitungan dengan
cara menggunakan tabel. Di dunia bisnis, biasanya orang membeli
kalkulator finansial, yang memiliki fungsi-fungsi khusus untuk
melakukan perhitungan compound interest. Bagi Anda yang memiliki
komputer, Anda beruntung! Komputer Anda dapat melakukan perhitungan
compound interest dengan cepat dan mudah! Caranya? Gunakan aplikasi
Excel. Untuk menjawab pertanyaan pada contoh soal terakhir, silahkan
download worksheet Excel yang telah saya sediakan di:

http://www.keuanganpribadi.com/dl/pendidikan.xls

Silahkan buka file excel yang telah saya sediakan. Pada worksheet
tersebut, Anda dapat melihat sebuah tabel, dimana bagian horizontal
menunjukan berapa lama waktu yang Anda punya. Sementara bagian
vertikalnya menunjukkan berapa tingkat suku bunga investasi Anda.

Untuk menjawab pertanyaan Pak Budi, kita memerlukan 2 buah data
lagi yaitu:
1. Berapa lama waktu yang dimiliki oleh Pak Budi?
2. Apakah produk investasi yang digunakan? Berapa tingkat
return/bunganya?

Biasanya seorang anak akan memasuki kuliah pada usia 18 tahun.
Jadi andaikata sekarang anak Pak Budi berusia 10 tahun, maka Pak Budi
masih memiliki waktu sebanyak 8 tahun untuk berinvestasi. Sekarang
kita lihat dalam worksheet. Data jumlah uang yang perlu ditabung
oleh Pak Budi, apabila jangka waktu menabungnya adalah 8 tahun,
berada pada kolum I.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat
suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 169.865 per bulannya.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan
tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 149.400 per bulan.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan
tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 85.731 per bulan.

Apakah kesimpulan yang dapat Anda tarik dari data yang ditunjukan
oleh worksheet diatas? Bahwa, SEMAKIN TINGGI TINGKAT SUKU BUNGA,
maka jumlah uang yang perlu ditabung per bulannya menjadi
SEMAKIN KECIL. Perlu diingat disini bahwa produk investasi yang
tingkat suku bunganya tinggi biasanya diikuti dengan tingkat
resiko yang tinggi juga. Apakah Anda siap untuk menanggung resiko
investasi?

Nah sekarang, bagaimana jika ceritanya Pak Budi menunda investasi
untuk dana pendidikan anaknya? Katakanlah tabungan untuk pendidikan
ini ditunda selama 3 tahun. Sekarang Pak Budi hanya memiliki waktu
5 tahun untuk menyiapkan dana pendidikan anaknya. Berapakah jumlah
uang yang perlu ditabung per bulannya? Jawabannya bisa dilihat pada
worksheet yang saya sediakan, pada kolum H.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat
suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 294.091 per bulannya.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan
tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 272.195 per bulan.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan
tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 196.544 per bulan.

Sekarang kita analisa kembali jawaban yang sekarang dengan jawaban
sebelumnya. Untuk tingkat suku bunga yang sama-sama 5% per tahun,
apabila jangka waktu yang tersedia 8 tahun, maka jumlah yang harus
ditabung adalah Rp. 169.865,- per bulan. Namun apabila jangka waktu
yang tersedia hanya 5 tahun, maka jumlah yang harus ditabung
meningkat menjadi Rp. 294.091,-. Jumlah yang harus Pak Budi bayar
hampir 2 kali lebih mahal. Artinya? Setiap penundaan terhadap
investasi, menyebabkan Anda harus membayar LEBIH MAHAL untuk
mencapai tujuan Anda. Perlu diingat bahwa dalam investasi, WAKTU
ADALAH TEMAN ANDA. Semakin lama jangka waktu Anda berinvestasi, maka
beban yang harus Anda tanggung akan menjadi semakin ringan.
Mulailah berinvestasi sekarang juga.

Membuat Sendiri Rencana Keuangan Pribadi Anda

Jasa konsultasi perencana keuangan untuk merancang rencana keuangan
Anda lumayan mahal.

"Terus bagaimana donk cara saya merencanakan keuangan saya?"

Jangan khawatir. Dalam ebook saya yang berjudul "Tips dan Trik
Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel", saya
mengajarkan Anda cara membuat berbagai macam rencana keuangan
dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tersedia pada Excel.
Saya juga telah menyiapkan banyak worksheet yang dalam kondisi
siap pakai (seperti worksheet yang saya sediakan untuk artikel
ini), antara lain :
- Menghitung nilai tabungan di masa depan.
- Rencana pensiun.
- Rencana dana pendidikan anak.
- Perhitungan bunga hutang.
- Perhitungan investasi obligasi.
- dan masih banyak lagi.

Anda dapat melakukan perhitungan untuk rencana keuangan Anda
secara gampang dan hanya dalam hitungan detik!

Bagaimana cara mendapatkan ebook ini? Kabar gembira untuk Anda.
Kami mengadakan promosi pemberian ebook ini secara GRATIS untuk setiap pembelian
ebook "Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya". HADIAH LANGSUNG TANPA DIUNDI. Bahkan kami juga menyediakan 2 ebook lain sebagai bonus tambahan, yaitu ebook "Check-Up Finansial" yang telah saya sebutkan dalam artikel sebelumnya dan
ebook "Panduan Investasi: ORI-002". Segeralah memesan sebelum kehabisan!

Kunjungi:
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku

Sunday, August 5, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (2)

Sebelumnya, saya telah membahas bahwa dalam
proses perencanaan keuangan, kita perlu melalui 5 tahap
penting, yaitu:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Sebelumnya saya telah membahas mengenai tahap pertama(menentukan tujuan keuangan). Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tahap kedua dari perencanaan keuangan,
yaitu Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.

Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang

Pernahkah Anda melihat denah informasi di pusat perbelanjaan? Biasanya denah ini menggambarkan struktur dari bangunan yang bersangkutan beserta daftar nama toko yang beroperasi di pusat perbelanjaan tersebut.

Nah, tahukah Anda apa salah satu unsur dari denah tersebut yang paling penting buat Anda? Setiap kali Anda melihat denah,Anda harus mencari tanda "ANDA SEDANG BERADA DISINI". Dengan adanya tanda tersebut, maka Anda dapat mengetahui posisi Anda
dalam denah tersebut. Tanpa ada tanda "ANDA SEDANG BERADA DISINI", denah ini tidak akan berguna buat Anda walaupun Anda menghafal mati isi denah tersebut.

Sama halnya dengan keuangan. Setelah merumuskan tujuan keuangan yang ingin Anda capai, Anda harus mengetahui dimana posisi keuangan Anda pada saat ini. Setelah mengetahui posisi keuangan sekarang, dan mengetahui tujuan yang hendak kita tuju, barulah kita bisa membuat rencana untuk kehidupan finansial kita.

Bagaimana cara mengetahui posisi keuangan kita pada saat ini?
Nah, untuk mengetahui posisi keuangan untuk pribadi atau keluarga dengan bantuan 2 laporan, yaitu laporan kekayaan bersih (neraca) dan laporan arus kas.

1. Laporan Kekayaan Bersih (Neraca)

"Lahan tetangga kelihatan lebih hijau". Istilah ini pasti sudah
sering terdengar dalam pergaulan kita. Apa maksudnya? Misalkan saja
begini. Anda melihat ke salah satu tetangga Anda. Rumahnya sangat
besar. Ada kolah renang di dalamnya. Mobil koleksinya saja ada 5,
semuanya merk terkenal. Wuah, dalam pikiran Anda, orang ini PASTI
ORANG KAYA. Padahal, disini Anda hanya melihat tetangga Anda dari
sisi harta saja. Sebenarnya tetangga ini belum tentu lebih
kaya dari Anda.

"Bagimana mungkin orang yang memiliki harta sebanyak itu BUKAN
ORANG KAYA?" Eits, jangan salah! Di jaman yang serba canggih ini,
segalanya bisa dibayar secara kredit. Rumah bisa dibeli pakai kredit,
mobil juga. Bahkan kebutuhan sehari-hari saja bisa hutang dulu
melalui kartu kredit. Kemudahan kredit ada dimana-mana.

Nah, untuk melihat apakah seseorang itu benar-benar kaya atau tidak,
kita harus menghitung jumlah hartanya dikurangi dengan jumlah
hutangnya. Misalkan Mr. X memiliki mobil Kijang yang nilainya
sekitar Rp. 150.000.000,-. Mobil ini dibelinya secara kredit,
dengan sisa angsuran Rp. 8.000.000,- sebanyak 10 kali.

Jadi kekayaan Mr.X yang sebenarnya dari mobil Kijangnya adalah:
= Rp. 150.000.000,- - (10 x Rp. 8.000.000,-)
= Rp. 70.000.000,-

Nilai ini biasanya disebut dengan nama kekayaan bersih. Kekayaan
bersih menggambarkan nilai kekayaan yang sebenarnya dari seseorang.
Cara menghitungnya cukup sederhana, jumlahkan semua harta Anda
lalu kurangi dengan jumlah seluruh hutang Anda.

Laporan Kekayaan Bersih merupakan potret dari kondisi keuangan
Anda pada saat itu. Dalam kondisi normal, nilai kekayaan bersih
seseorang adalah:
= Usia x penghasilan tahunan / 10

Misalkan Mr.X berpenghasilan Rp. 60.000.000,- per tahun, sementara
umurnya adalah 30 tahun, maka seharusnya nilai kekayaan bersih
Mr.X adalah:
= 30 x Rp. 60.000.000,- / 10
= Rp. 180.000.000,-

Apabila setelah dihitung-hitung, ternyata nilai kekayaan bersih pada
laporan Mr.X berada dibawah Rp. 180.000.000,-, berarti Mr. X tidak
dapat mengelola keuangan pribadinya dengan baik. Disarankan Mr. X
menghubungi perencana keuangan untuk mendapatkan konsultasi mengenai
cara-cara mengelola keuangan.

2. Laporan Arus Kas

Kalau kita hendak membicarakan arus kas, kita mesti membayangkan
sebuah ember yang bagian bawahnya penuh dengan lubang. Kemudian
bayangkan apabila ada air yang dituangkan dari atas ember. Apa yang
terjadi? Untuk sementara ember akan menampung air tersebut, namun
hal ini tidak berlangsung lama. Dalam waktu singkat, air akan keluar
melalui lubang-lubang pada bagian bawah ember.

Nah, dalam perumpamaan ini, kita adalah ember yang bocor. Sementara
air adalah uang. Setiap bulan kita menerima gaji. Dalam perumpamaannya,
setiap bulan ember diisikan dengan air. Namun, karena embernya bocor,
perlahan-lahan air keluar dari lubang-lubang bagian bawahnya. Begitu
juga dengan kita. Uang akan keluar dari kantong kita melalui pos-pos
pengeluaran, seperti untuk makanan, biaya perumahan, transportasi,
pendidikan, kesehatan, hiburan, dan lain-lain.

Sekarang pertanyaannya, berapa lama uang akan mengendap dalam kantong
kita? Lubang pengeluaran mana yang paling banyak menghabiskan uang
kita? Seberapa banyak dari uang kita yang sanggup kita tabung atau
investasikan untuk keperluan di masa depan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, maka kita
membuat laporan arus kas.

Secara umum laporan arus kas terdiri dari 2 bagian, yaitu Arus Kas Masuk (pendapatan), dan Arus Kas Keluar (pengeluaran). Pada bagian Arus Kas Masuk, kita menuliskan pendapatan-pendapatan kita seperti gaji, tunjangan, bonus, atau mungkin ada pendapatan dari pekerjaan
sampingan.

Sementara pada Arus Kas Keluar terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama adalah pengeluaran untuk tabungan atau investasi. Bagian keduanya adalah pengeluaran untuk biaya tetap (biaya yang setiap bulan harus kita bayar dalam nilai yang sama), misalnya KPR, KPM, iuran TV, Premi Asuransi, dan lain-lain. Sementara bagian ketiga adalah pos-pos pengeluaran kita seperti makanan, pakaian, transportasi,
hiburan, kesehatan, pendidikan, pembayaran kartu kredit dan lain-lain.

Ingat, prinsip dasar dari keuangan adalah "Pendapatan harus lebih
besar daripada pengeluaran"
. Apakah hal ini benar-benar terjadi
pada arus kas Anda?

Rasio Keuangan

Setelah membuat kedua jenis laporan diatas, kita dapat melakukan analisa terhadap kondisi keuangan kita melalui rasio-rasio keuangan. Ada 8 buah rasio yang lazim digunakan dalam menganalisa
keuangan pribadi ataupun keluarga, yaitu:
- Rasio Likuiditas
- Rasio Aset Likuid terhadap Kekayaan Bersih
- Rasio Tabungan
- Rasio Perbandingan Nilai Bersih Aset Investasi terhadap
Nilai Bersih Kekayaan
- Rasio Perbandingan Hutang Terhadap Asset
- Rasio Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang
- Rasio Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang Non Hipotek
- Rasio Solvabilitas

Rasio-rasio ini dapat mendeteksi penyakit-penyakit finansial
seperti:
- Resiko kekurangan uang kas
- Terlalu banyak hutang
- Terlalu boros atau terlalu pelit
- Gejala kebangkrutan

Dalam kesempatan ini saya tidak sempat membahas kedelapan rasio yang ada, namun sebagai contoh mari kita ambil salah satu rasio yang mudah dan menarik, yaitu rasio tabungan. Rasio tabungan menunjukan seberapa banyak dari pendapatan Anda yang dapat Anda tabung atau investasikan. Cara menghitungnya cukup sederhana, yaitu bagikan jumlah uang yang berhasil Anda tabung dengan total pendapatan Anda.

Sebagai contoh, misalkan Mr.X mendapatkan gaji sebesar Rp. 6.000.000,-.
Dalam bulan tersebut, Mr.X menabung sebesar Rp. 300.000,-. Maka rasio
tabungan Mr.X adalah:
= Rp. 300.000,- / Rp. 6.000.000,- * 100%
= 5%

Angka yang normal untuk rasio tabungan adalah 10%-30%. Rasio Mr.X berada dibawah normal, artinya Mr.X tidak pandai menabung alias terlalu boros. Dengan menyadari bahwa rasio tabungannnya terlalu rendah, diharapkan Mr.X dapat lebih berhati-hati dalam berbelanja di bulan berikutnya sehingga lebih banyak uang yang bisa ditabung.

Yang menarik juga dari rasio tabungan adalah, ternyata ada orang-orang yang menabung lebih besar dari 30% total pendapatannya. Dan yang lebih menariknya lagi, ternyata dalam ilmu keuangan, orang-orang seperti ini ternyata tidak sehat secara finansial. Mengapa?
Karena terlalu hemat, hingga akhirnya malah menjadi terlalu pelit.
Orang-orang seperti ini tidak pernah menikmati uang yang telah
secara susah payah dikumpulkan olehnya.

Jadi disini yang perlu Anda ingat adalah bahwa dalam mengelola keuangan, Anda harus bisa menyisihkan sebagian pendapatan Anda untuk digunakan di masa depan. Minimal adalah 10%. Namun, disisi lain, Anda juga harus bisa menikmati uang yang telah berhasil Anda dapatkan. Jangan semuanya disimpan buat masa depan. Jadi nilai maksimal yang sebaiknya ditabung adalah 30% dari total pendapatan Anda.

Panduan Check-Up Finansial

Untuk membantu Anda menganalisa kondisi keuangan sekarang, saya telah menyediakan panduan "Check-Up Finansial". Panduan ini dengan lebih detil menjelaskan step-by-step cara membuat laporan
kekayaan bersih dan laporan arus kas.

Agar mempermudah Anda untuk melaksanakan tahap ini,saya bahkan sudah menyiapkan Worksheet Excel yang siap untuk dipakai.
Anda tinggal memasukan angka-angka ke dalam laporan dalam worksheet, dan dalam waktu singkat worksheet akan menampilkan rasio-rasio keuangan Anda. Setiap rasio akan diikuti dengan nilai normalnya, sehingga
Anda dapat dengan cepat menangkap apakah keuangan Anda dalam kondisi normal atau
dalam kondisi beresiko.

Bahkan, apabila Anda masih kurang mengerti atau masih ragu mengenai hasil analisa worksheet ini, saya akan membantu Anda. Setiap pembeli panduan saya mendapatkan bonus GRATIS satu kali konsultasi analisa keuangan. Kirimkan worksheet ini ke email saya. Saya akan menganalisakan keuangan
Anda.

Bagaimana cara mendapatkan panduan Check-Up Finansial ini? Panduan ini bisa Anda
dapatkan secara GRATIS apabila Anda membeli ebook utama kami di:
http://www.keuanganpribadi.com?id=bisnisku atau Klik Disini

Bukan itu saja, kami bahkan menyediakan 2 buah ebook lainnya
yang berjudul "Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi
Menggunakan Excel" dan "Panduan Investasi ORI-002" untuk membantu
Bapak Firdaus Bangun dalam mengelola keuangan Anda.

Negara kita sudah merdeka. Kini saatnya kita memperjuangkan
kemerdekaan untuk kehidupan finansial kita. :)


Pesan ini disampaikan oleh
David Ciang

BISNIS Hot

Nilai Tukar Rupiah

Harga Valas

BISNIS Info

Be Billionaires

Adsense Indonesia


Masukkan Code ini K1-9FAAF4-6
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Bisnis ; Harga Emas