TEMUKAN TEKNIK RAHASIA YANG

DISEMBUNYIKAN OLEH PARA

AHLI PIKIRAN UNTUK MENDAPATKAN APA

SAJA YANG ANDA

INGINKAN DENGAN MENGGUNAKAN

KEKUATAN PIKIRAN AKHIRNYA TERUNGKAP

Rahasia Paling Dahsyat dan eXtreme !!!!


Klik --->> RahasiaKekuatanPikiran


============================================


Rahasia Tersembunyi Metode Mencari Uang
di Internet Akhirnya Diungkap...


Jika Anda Bisa Mengetik dan Mengakses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang Melimpah dari Internet... Hanya Jika Anda Tahu Caranya!

Saya akan tunjukkan bagaimana mengubah kondisi finansial anda dengan 3 langkah sederhana, yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya!








============================================



Orang Kaya Tahu Bagaimana Caranya:

* Mendapatkan Hasil Maksimal dari Uang Mereka

* Memilih Jalur Investasi yang Paling Menguntungkan

* Mendanai Pendidikan Anak Ke Universitas Favorit

* Mengamankan Harta Benda Dari Resiko

* Melepaskan Diri Dari Hutang

* Pensiun Tanpa Hidup Susah

* Meninggalkan Warisan Milyaran Rupiah Untuk Keturunan


Klik --->> Rahasia Super Kaya








============================================

GRATIS Software Penarik Uang ATM Tanpa Mengurangi

Saldo Rekening Anda Seharga Rp.350.000,- Dibawah ini !


Klik --->> Rahasia Millioner

--
Firdaus Bangun

http://www.RahasiaBiLLioner.com
http://www.RahasiaMiLLioner.com
http://www.RahasiaSuperKaya.co.cc


internet marketing

Sunday, February 11, 2007

Memahami Risiko Obligasi Korporasi

Setelah kita memahami ORI sebagai alternatif investasi bagi investor kecil dan risiko harga yang terkandung didalamnya, marilah kita menengok obligasi lainnya terutama obligasi korporasi dan risikonya.
Berbeda dengan ORI dan SUN yang diterbitkan pemerintah, obligasi korporasi diterbitkan oleh BUMN dan perusahaan swasta nasional di indonesia. Selain risiko harga, risiko lain yang berhubungan dengan obligasi korporasi adalah risiko liquiditas, risiko maturitas, dan risiko default.

RISIKO LIQUIDITAS

Risiko ini melekat pada semua obligasi (pemerintah dan korporasi). Risiko ini timbal dari kemungkinan tidak liquidnya suatu obligasi diperdagangkan atau tidak mudahnya menjual suatu obligasi di pasar sekunder. Pasar sekunder obligasi tidak seramai pasar sekunder saham. Jika di pasar saham saja ada saham yang tidak liquid, apalagi dipasar obligasi.

Untuk dua obligasi yang sama karakteristikinya kecuali yang satu liquid dan yang lainnya tidak liquid,investor akan meminta tambahan tingkat bunga untuk obligasi yang tidak liquid atau istilah bakunya Premium risiko liquiditas.

Suatu obligasi menjadi liquid dipasar sekunder jika permintaan beli untuk obligasi itu cukup banyak atau memang ada pihak yang berperan sebagai market maker yang salah satu fungsinya adalah sebagai pembeli dan penjual stand-by untuk obligasi.

RISIKO MATURITAS

Risiko ini juga ada pada semua obligasi, terutama pada obligasi korporasi dan berkaitan dengan masa jatuh tempo obligasi. Secara umum, semakin lama jatuh tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian sehingga semakin besar risiko maturitas.

Risiko maturitas dari obligasi (pemerintah dan korporasi) negara berkembang seperti Indonesia wajarnya lebih besar daripada risiko maturitas obligasi negara maju seperti Amerika. Karena itu, investor yang rasional akan meminta Premium maturitas untuk obligasi yang sama karakteristiknya, tapi jatuh temponya lebih lama, katakan yang 10 tahun lagi berbanding yang tiga tahun lagi.

Siapa yang bisa memastikan korporasi yang ratingnya BBB masih tetap berdiri10 tahun lagi? Negara saja bisa bercerai-berai seperti kasus Uni Soviet, Yugoslavia dan Cekoslovakia apalagi korporasi. Karena adanya risiko maturitas ini, obligasi korporasi berjangka waktu lebih dari lima tahun jarana diterbitkan di Indonesia karena kurang diminati.

RISIKO DEFAULT

Risiko default hanya ada pada obligasi korporasi. Berbeda dengan ORI dan SUN yang dijamin pemerintah sebagai pengutang, obligasi korporasi tidak dijamin pemerintah. Investor yang membeli obligasi korporasi harus menyadari bahwa investasinya bisa tidak kembali jika sebelum obligasi jatuh tempo, korporasi itu bangkrut. Risiko korporasi bangkrut sehingga obligasi dan bunganya menjadi gagal dibayar. Inilah yang dimaksud dengan risiko default.

Untuk membantu pengambilan keputusan para investor obligasi, Bapepam mensyaratkan setiap perusahaan yang ingin mengeluarkan obligasi atau surat utang yang ditawarkan ke Publik memiliki pringkat dari perusahaan pemeringkat yang mendapat izin dari Bapepam yaitu Pefindo, Kasnic, dan Fitch Indonesia.

Rating yang dikeluarkan mencerminkan opini ahli (exoert opinion) perusahaan pemeringkat itu mengenai kemampuan sebuah korporasi membayar utang dan bunganya tepat waktu.

Dengan adanya rating, investor obligasi korporasi diharapkan tidak membeli kucing dalam karung. Investor diharapkan tidak salah mengambil keputusan investasi, kalaupun salah, investor harus bersedia menanggung kerugian itu sendiri.

Pesan terakhir ini yang lebih penting, bukankah deposito diatas Rp100juta (maksimum yang dijamin LPS) saja ada risiko tidak dibayar jika banknya bangkrut apalagi obligasi yang lebih berisiko?

Sebagai kompensasi atas adanya risiko ini, investor tentunya meminta tambahan return di atas obligasi pemerintah dengan karakteristik yang sama atau premium risiko default. Ingat, dalam investasi selalu berlaku kaidah, “Dimana ada risiko, di situ mesti ada return.” Berapa besar biasanya Premium risiko ini? Tergantung rating emiten itu dan kondisi ekonomi makro. Untuk korporasi berating AAA dalam kondisi ekonomi makro yang baik, Premium sebesar 1% mungkin cukup, untuk korporasi rating AA mungkin 1,5% dan 2% untuk yang berating A. Semakin rendah rating, semakin besar risiko default sehingga semakin besar Premium yang harus diberikan.

Yang dimaksud dengan Premium adalah sebagai berikut. Misalkan wal 2007 pemerintah menerbitkan obligasi berbunga 11% p.a. dan tiga korporasi di Indonesia berating AAA, AA, dan A juga mengeluarkan obligasi yang sama jatuh tempo, nilai nominal, dan harga jualnya (100).

Rasio utang dan prospek korporasi dan industrinya juga sama. Obligasi korporasi rating AAA diharapkan memberikan tingkat bunga 12%, yang rating AA 12,5% dan A 13%.

Untuk kondisi makro ekonomi yang kurang baik, investor mungkin tidak cukup puas kalau premiumnya hanya 1%, 1,5%, dan 2% mengingat kemungkinan korporasi bangkrut lebih besar pada saat resesi dari pada saat booming. Investor mungkin saja mengharapkan premiumnya naik menjadi 2%, 2,25%dan 3% misalnya.

Investasi dalam obligasi korporasi memang bisa membuat Anda rugi atau bahkan investasi awal Anda hilang. Untuk menghindari rugi besar, saran saya adalah jangan pernah beli obligasi korporasi yang rating dibawah BBB (batas layak investasi) atau yang jatuh temponya lebih dari lima tahun atau yang rasio utangnya sangat tinggi.


Budi Frensidy
Bisnis Indonesia 11 Februari 2008

0 comments:

BISNIS Hot

Nilai Tukar Rupiah

Harga Valas

BISNIS Info

Be Billionaires

Adsense Indonesia


Masukkan Code ini K1-9FAAF4-6
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Bisnis ; Harga Emas