TEMUKAN TEKNIK RAHASIA YANG

DISEMBUNYIKAN OLEH PARA

AHLI PIKIRAN UNTUK MENDAPATKAN APA

SAJA YANG ANDA

INGINKAN DENGAN MENGGUNAKAN

KEKUATAN PIKIRAN AKHIRNYA TERUNGKAP

Rahasia Paling Dahsyat dan eXtreme !!!!


Klik --->> RahasiaKekuatanPikiran


============================================


Rahasia Tersembunyi Metode Mencari Uang
di Internet Akhirnya Diungkap...


Jika Anda Bisa Mengetik dan Mengakses Internet, Anda Sudah Memiliki Syarat yang Cukup Untuk Menghasilkan Uang Melimpah dari Internet... Hanya Jika Anda Tahu Caranya!

Saya akan tunjukkan bagaimana mengubah kondisi finansial anda dengan 3 langkah sederhana, yang tidak pernah anda bayangkan sebelumnya!








============================================



Orang Kaya Tahu Bagaimana Caranya:

* Mendapatkan Hasil Maksimal dari Uang Mereka

* Memilih Jalur Investasi yang Paling Menguntungkan

* Mendanai Pendidikan Anak Ke Universitas Favorit

* Mengamankan Harta Benda Dari Resiko

* Melepaskan Diri Dari Hutang

* Pensiun Tanpa Hidup Susah

* Meninggalkan Warisan Milyaran Rupiah Untuk Keturunan


Klik --->> Rahasia Super Kaya








============================================

GRATIS Software Penarik Uang ATM Tanpa Mengurangi

Saldo Rekening Anda Seharga Rp.350.000,- Dibawah ini !


Klik --->> Rahasia Millioner

--
Firdaus Bangun

http://www.RahasiaBiLLioner.com
http://www.RahasiaMiLLioner.com
http://www.RahasiaSuperKaya.co.cc


internet marketing

Sunday, September 16, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (5)

Pada kesempatan ini saya ingin membahas lanjutan dari artikel-
artikel saya sebelumnya, yaitu 5 Tahap Perencanaan Keuangan,
yang meliputi:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Kali ini kita membahas lebih dalam mengenai tahap terakhir, yaitu
melakukan monitor dan evaluasi secara berkala.

A. Memonitor Portfolio Investasi.

Setelah kita melakukan investasi, yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah membuat catatan mengenai investasi kita dan melakukan monitor terhadap perubahan nilai investasi kita. Misalkan saja Pak Budi memiliki 3 jenis investasi, yaitu Deposito, Reksa Dana Saham dan Emas, yang dibeli dengan harga Rp. 20.000.000, Rp. 30.000.000, dan Rp. 25.000.000. Dari masing-masing investasi Pak Budi mengharapkan return sebesar 5%, 20,% dan 15%.
Berikut adalah kondisi awal investasi:
======================================================================
Jenis Investasi Nilai Awal Harapan Return
======================================================================
Deposito Rp. 20.000.000,- 5%
Reksa Dana Saham Rp. 30.000.000,- 20%
Emas Rp. 25.000.000,- 15%
======================================================================

Setelah 1 tahun, Pak Budi melihat kembali portfolionya dan menghitung
nilai terkininya. Nilai akhir dari investasinya adalah Rp. 21.000.000,
Rp. 39.000.000, dan Rp. 27.500.000.

======================================================================
Jenis Investasi Nilai Awal Harapan Nilai Akhil Hasil
Return
======================================================================
Deposito Rp. 20.000.000 5% Rp. 21.000.000 5%
Reksa Dana Saham Rp. 30.000.000 20% Rp. 39.000.000 30%
Emas Rp. 25.000.000 15% Rp. 27.500.000 10%
======================================================================

Dari nilai akhir investasi, bisa dihitung berapa persen yang benar-benar Pak Budi dapat dari masing-masing jenis investasinya. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa Pak Budi sebenarnya mendapatkan 5% dari deposito, 30% dari reksa dana saham dan 10% dari emas.

Apakah pelajaran dari melakukan monitor terhadap investasi ini? Pelajarannya adalah dalam dunia investasi, hasil yang kita dapat belum tentu sama dengan hasil yang kita harapkan sejak awal investasi. Tidak ada yang pasti dalam dunia investasi. Dari tabel kedua, kita bisa melihat bahwa Pak Budi mendapatkan hasil yang sama dengan yang
diharapkan dalam depositonya, mendapatkan hasil yang melebihi harapan untuk reksa dana saham dan mendapatkan hasil yang lebih kecil dari yang diharapkan dari emas.

Untuk investasi yang hasilnya sama atau melebihi yang kita harapkan, tentunya menyebabkan kita menjadi lebih percaya terhadap investasi tersebut dan mempertimbangkan untuk berinvestasi lebih banyak. Di sisi lain, untuk investasi yang hasilnya lebih kecil daripada yang kita harapkan, kita perlu meninjau kembali investasi tersebut:

1. Bandingkan dengan investasi sejenis yang dikelola oleh manejer lain.
Misalkan saja Anda membeli reksa dana saham dengan harapan hasil
sebesar 25%, namun ternyata hasil yang Anda dapat pada tahun
tersebut hanyalah bekisar 20%, yang pertama Anda lakukan adalah
bandingkan hasil yang Anda terima ini dengan reksa dana saham dari
manejer investasi lain. Contohnya, misalkan Anda membeli reksa
dana saham Schrodder, dan merasa hasilnya kurang memuaskan untuk
Anda. Maka Anda dapat membandingkannya dengan reksa dana saham
manejer investasi lain, misalnya saja reksa dana saham Manulife,
Danareksa, Trimegah, dan lain-lain. Apabila ternyata reksa dana
saham dari manejer lain memberikan hasil lebih bagus, maka Anda
dapat mempertimbangkan untuk memindahkan investasi Anda ke
manejer tersebut. Namun, disisi lain, jika ternyata pilihan
reksa dana saham Anda ternyata memberikan hasil paling besar,
maka lanjutkan ke langkah kedua.

2. Pelajari mengapa investasi Anda tidak memberikan hasil sesuai
harapan Anda.

Apakah hal yang membuat reksa dana saham Anda tidak memberikan
hasil sesuai dengan yang Anda harapkan? Cobalah mencari informasi-
informasi yang dapat menjelaskan hal ini. Mungkin saja investasi
reksa dana saham Anda mengalami penurunan yang disebabkan karena
memburuknya situasi ekonomi yang disebabkan karena melemahnya
mata uang rupiah, suku bunga bank naik, harga minyak naik, atau
mungkin saja karena adanya krisis seperti mortgage yang barusan
terjadi? Kemudian Anda dapat melakukan perkiraan apakah kejadian-
kejadian seperti ini dapat terjadi kembali di tahun mendatang?
Apabila Anda memperkirakan bahwa situasi tahun mendatang kurang
begitu baik untuk investasi ini, maka Anda dapat menarik uang
Anda dan memindahkannya ke investasi jenis lain.

Dalam proses monitor ini juga Anda dapat mengatur ulang diversifikasi untuk portfolio Anda. Misalkan saja pada kasus Pak Budi, portfolio Pak Budi adalah 26,67% investasi
bertipe aman (deposito), 40% investasi agresif (reksa dana saham), dan 33,33% investasi moderat (emas). Setelah waktu berjalan setahun, kita dapat melihat bahwa portfolio Pak Budi sudah berubah menjadi 24% investasi aman (deposito), 44,57%
investasi agresif (reksadana saham), dan 31,43% investasi moderat(emas). Untuk mengembalikan portfolio Pak Budi ke posisi semula, Pak Budi harus menjual Rp. 4.000.000 dari reksa dana sahamnya untuk dipindahkan ke deposito dan emas.

B. Evaluasi ulang kebutuhan keuangan Anda

Selain portfolio investasi kita, ternyata kebutuhan kita juga berubah seiring dengan berjalannya waktu. Dan kita juga perlu mencocokan kembali rencana keuangan kita, dengan kebutuhan sekarang.

Misalkan saja, dulunya Anda berpikir bahwa asuransi dengan pertanggungan sebesar Rp. 500.000.000,- sudah cukup untuk mengamankan finansial keluarga Anda. Namun, ternyata tahun ini Anda beruntung, bisa menikmati kenaikan pangkat dalam karir. Pendapatan Anda meningkat 2 kali lipat. Begitu juga belanja Anda dan keluarga. Dengan taraf hidup baru, pertanggungan asuransi yang dulunya sebesar Rp. 500.000.000
sudah tidak cukup lagi untuk keluarga Anda. Anda perlu membeli asuransi tambahan.

Demikian juga yang terjadi dengan rencana-rencana keuangan Anda yang lain. Mungkin saja anak Anda sekarang sudah memiliki minat khusus terhadap salah satu bidang, dan sudah menetapkan universitas mana yang ingin dia tuju. Apabila universitas yang
dipilih anak ternyata berbeda dengan yang Anda pilih ketika membuat rencana pendidikan anak, tentunya Anda juga perlu menghitung ulang berapa biaya yang diperlukan untuk pendidikan anak Anda.

Untuk rencana pensiun, mungkin saja ada gaya hidup baru yang tetap ingin Anda pertahankan hingga masa tua nanti. Berapakah dana yang diperlukan? Masukan juga ke dalam rencana pensiun.

Jadi secara berkala, kita harus melakukan monitor dan evaluasi kembali terhadap rencana-rencana keuangan kita. Monitor berguna untuk memastikan bahwa investasi berjalan sesuai dengan rencana kita, dan apabila ternyata tidak, kita dapat mengambil tindakan secepatnya agar tujuan keuangan tetap dapat tercapai. Sementara
evaluasi perlu dilakukan karena kebutuhan kita bisa saja berubah seiring dengan jalannya waktu.

Sekian dahulu artikel saya untuk kesempatan ini. Sampai jumpa.




David Ciang
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku

Saturday, September 8, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (4)

Kembali ke topik yang telah saya bahas dalam artikel-artikel saya
sebelumnya, yaitu 5 Tahap Perencanaan Keuangan yang meliputi:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas lebih detail mengenai langkah keempat, yaitu melakukan implementasi dari rencana keuangan. Namun, karena langkah ini sangat berhubungan erat dengan langkah-langkah sebelumnya, mari kita tinjau kembali langkah pertama hingga ketiga. Agar lebih jelas, saya akan memberikan satu buah contoh
praktek perencanaan keuangan.

Kita misalkan saja Pak Budi, seorang ayah yang sudah memiliki 2 orang anak yang bernama Tono (umur 10 tahun) dan Tini (umur 7 tahun), hendak melakukan perencanaan keuangan. Beliau sudah menjalankan langkah pertama hingga ketiga, dan sekarang hendak melakukan implementasi terhadap rencana keuangannya.

Pada langkah pertama, Pak Budi sudah menuliskan daftar dari tujuan-tujuan keuangan yang hendak dicapainya. Dan memberikan nomor urut berdasarkan prioritas tujuan-tujuan keuangan tersebut. Menurut Pak Budi, pendidikan anaknya adalah prioritas pertama, sebab pendidikan menentukan kualitas untuk generasi keluarga berikutnya.
Berikut ini adalah tujuan-tujuan keuangan yang hendak dicapai oleh
Pak Budi:
1. Dana pendidikan Tono.
2. Dana pendidikan Tini.
3. Asuransi untuk Budi.
4. Dana liburan akhir tahun.
5. Dana untuk pensiun.
6. Asuransi untuk istri.

Pada langkah kedua, Pak Budi menghitung ulang total hartanya, total hutang, serta menghitung nilai kekayaan bersih keluarganya. Dalam langkah ini juga Pak Budi menghitung total pendapatan keluarganya, yang bernilai 7 juta rupiah per bulan, bersumber dari gaji Pak Budi sebesar 4 juta ditambahkan dengan gaji istrinya sebesar 3 juta rupiah.
Dari langkah ini Pak Budi menyadari bahwa setiap bulan pendapatan keluarganya dihabiskan hanya untuk keperluan sehari-hari. Tidak ada investasi untuk masa depan. Tidak ada rencana keuangan. Oleh karena itu, perlu dibuat rencana-rencana keuangan untuk masing-masing tujuan yang telah dirumuskan pada langkah pertama.

Maju ke langkah ketiga, Pak Budi mulai membuat anggaran bulanan untuk pendapatan serta pengeluarannya. Dengan total pendapatan 7 juta per bulan, Pak Budi menyadari bahwa dia harus bisa menyisihkan minimal 700 ribu setiap bulannya untuk ditabung. Dengan demikian maka dia bisa mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah dirumuskan
pada langkah pertama.

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan tersebut, perlu dilakukan perhitungan-perhitungan finansial untuk masing-masing tujuan. Misalkan saja untuk dana pendidikan Tono, Pak Budi memerlukan uang sebesar 20 juta untuk membayar biaya masuk kuliah Tono (untuk mempermudah perhitungan, kita anggap tidak terjadi inflasi). Berhubung sekarang usia Tono adalah 10 tahun, maka Pak Budi memiliki waktu 8 tahun untuk mengumpulkan uang.
Dengan mempergunakan Excel yang dapat Anda download di:
http://www.keuanganpribadi.com/dl/pendidikan.xls

Anda dapat melihat bahwa untuk mengumpulkan 20 juta dalam
waktu 8 tahun, Pak Budi harus menyisihkan sebesar:
- Rp. 169.865,- apabila berinvestasi dengan return 5%.
- Rp. 149.400,- apabila berinvestasi dengan return 8%.
- Rp. 136.817,- apabila berinvestasi dengan return 10%.
- Rp. 108.908,- apabila berinvestasi dengan return 15%.
- Rp. 85.731,- apabila berinvestasi dengan return 20%.

Sekarang, memasuki tahap keempat, Pak Budi harus memutuskan bagimanakah cara melakukan implementasi terhadap rencana keuangannya.

Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan

Dari anggaran yang telah dibuat oleh Pak Budi, beliau mengetahui bahwa setiap bulannya tersedia dana sebesar 700 ribu yang dapat digunakan untuk rencana keuangan. Sementara Pak Budi memiliki 6 buahtujuan keuangan yang hendak dicapai. Nah, sekarang pertanyaannya bagaimanakah Pak Budi dapat mengimplementasikan rencana keuangannya
agar sebanyak mungkin tujuan keuangan yang diinginkannya dapat tercapai, dengan dana sebesar 700 ribu per bulan.

Pertama, kita tinjau terlebih dahulu tujuan keuangan yang paling penting, yaitu dana pendidikan Tono. Dari hasil perhitungan sebelumnya, kita dapat melihat bahwa untuk mencapai tujuan ini setiap bulannya Pak Budi harus menyisihkan uang sebesar:
- Rp. 169.865,- apabila berinvestasi dengan return 5%.
- Rp. 149.400,- apabila berinvestasi dengan return 8%.
- Rp. 136.817,- apabila berinvestasi dengan return 10%.
- Rp. 108.908,- apabila berinvestasi dengan return 15%.
- Rp. 85.731,- apabila berinvestasi dengan return 20%.

Apabila Pak Budi menginvestasikan dana pendidikan Tono dalam bentuk deposito, yang sekarang suku bunganya sekitar 7% dan setelah dipotong pajak (untuk mempermudah perhitungan) kita anggap saja menjadi 5%.
Artinya Pak Budi harus membeli deposito sebesar Rp. 169.865,- per bulannya. Dengan demikian, maka tersisa dana sebesar Rp. 530.135,- untuk mencapai 5 tujuan lainnya. Namun disisi lain, apabila Pak Budi mengambil produk investasi agresif dengan hasil rata-rata 20% per tahun, Pak Budi cukup berinvestasi sebesar Rp. 85.731,- untuk mencapai tujuan pertama. Dan masih ada sisa Rp. 614.269,- untuk mencapai 5 tujuan yang tersisa.

Setelah menentukan rencana keuangan untuk dana pendidikan Tono, Pak Budi dapat mengulangi proses perhitungan rencana keuangan untuk tujuan berikutnya, yaitu dana pendidikan Tini. Tentunya uang yang bisa diinvestasikan untuk dana pendidikan Tini adalah sisa tabungan setelah digunakan untuk dana pendidikan Tono. Dan proses ini akan diulangi untuk tujuan-tujuan keuangan berikutnya hingga seluruh tabungan sudah terpakai untuk tujuan, atau seluruh tujuan yang diinginkan sudah berhasil dicapai. Disinilah kegunaan dari pengurutan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan prioritasnya, jadi apabila kita memiliki dana yang terbatas, tujuan-tujuan yang penting dapat dipenuhi terlebih dahulu.

Kesimpulannya? Semakin tinggi tingkat suku bunga atau return dari investasi, maka semakin sedikit dana yang dibutuhkan. Dan tersedia lebih banyak dana untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan lainnya.
Namun disisi lain, Anda juga perlu menyadari bahwa semakin tinggi suku bunga atau return dari investasi, biasanya diikuti dengan resiko yang lebih tinggi juga. Anda perlu menyadari bahwa tidaksemua produk investasi sesuai untuk Anda.

Produk investasi manakah yang sesuai untuk saya?

Setiap orang dilahirkan dengan karakteristik tersendiri. Semuanya memiliki sifat dan tingkah laku yang unik. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari orang tersebut, termasuk dalam dunia investasinya.

Yang berpengaruh terhadap investasi adalah bagaimana respon seseorang terhadap resiko, sebab setiap investasi mengandung resiko. Bayangkan saja apabila Anda berinvestasi di dunia saham, kemudian dunia finansial mengalami goncangan sehingga investasi Anda merugi 15%. Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda langsung ketakutan
dan menarik seluruh uang Anda? Atau Anda bisa sabar menunggu hingga dunia finansial pulih dan kembali menguntungkan? Bagaimana efek dari kejadian ini terhadap kesehatan Anda? Apakah Anda mengalami susah tidur? Atau mungkin saja menjadi stres?
Gampang marah? Atau biasa-biasa saja?

Kepribadian Anda terhadap resiko ini mempengarui pemilihan produk investasi. Bagi yang merasa tidak cocok dengan resiko, lebih baik memilih investasi dengan resiko menengah kebawah. Namun bagi yang berani menanggung resiko, boleh memilih investasi yang agresif dengan resiko yang tinggi pula.

Bagaimana mengetahui profil resiko saya? Ada sebuah tes yang biasanya diberikan oleh perencana keuangan kepada pelanggannya untuk mengetahui bagaimana respon pelanggan tersebut terhadap resiko. Dari hasil tes ini, perencana keuangan dapat menentukan
produk keuangan mana yang paling cocok untuk pelanggannya.
Apabila Anda tertarik untuk mengikuti tes ini, silahkan buka link dibawah ini:
http://www.pembelajar.com/wmview.php?ArtID=153

Jenis-jenis Produk Investasi

Mungkin saja sekarang Anda bertanya-tanya, "Pak, mana ada sih investasi yang tingkat suku bunganya lebih besar dari 10%?
Suku bunga deposito saja akhir-akhir ini turun terus."

Jawabannya adalah ada. Ada banyak produk investasi di sekitar Anda. Mungkin saja Anda hanya tidak mengenal produk-produk ini.
Karena tidak mengenal, maka Anda tidak mengambil keuntungan
dari keberadaan produk-produk investasi.

1. Deposito

Deposito adalah produk investasi yang paling dikenal oleh masyarakat kita. Walaupun kebanyakan dari kita menganggap bahwa deposito adalah produk yang paling "aman", namun kenyataannya jumlah uang kita yang dilindungi dalam produk deposito hanyalah 100 juta saja. Diantara semua produk investasi, biasanya deposito menjanjikan hasil yang paling rendah. Mengapa? Karena "aman". Biasanya kata aman diikuti
dengan hasil yang rendah juga.

2. Obligasi

Obligasi adalah surat hutang yang diterbitkan oleh salah satu badan, bisa perusahaan swasta ataupun pemerintah. Dengan membeli obligasi berarti badan tersebut berhutang kepada Anda untuk jangka waktu tertentu dan tingkat suku bunga tertentu. Karena jangka waktu dan tingkat suku bunga sudah ditetapkan dari awal perjanjian hutang,
maka biasanya investasi obligasi disebut juga dengan istilah investasi "pendapatan tetap". Mengapa? Karena biasanya jumlah uang yang dihasilkan oleh investasi ini nilainya tetap.

Obligasi memiliki beberapa resiko. Resiko terbesarnya adalah badan yang meminjam uang Anda tidak mampu mengembalikan uang Anda pada saat jatuh tempo. Untuk menilai kemampuan suatu badan dalam membayar hutang obligasinya, ada suatu badan yang memberikan rating terhadap surat-surat hutang yang beredar. Rating yang baik "AAA", biasanya diikuti dengan suku bunga yang lebih kecil. Sementara rating yang
jelek, diatas "CCC", biasanya diikuti dengan suku bunga yang besar, namun memiliki resiko yang lebih besar terhadap gagalnya pembayaran pokok hutang pada saat jatuh tempo.

Apabila Anda tertarik untuk memiliki Obligasi dengan harga yang terjangkau, akhir-akhir ini pemerintah menerbitkan ORI (Obligasi Retil Indonesia) dengan harga per lembarnya Rp. 5.000.000,-. Tingkat suku bunganya berada diatas deposito, dengan rate yang tetap hingga akhir masa berlaku. Saya sudah menuliskan sebuah panduan bagi yang ingin membeli ORI. Panduan ini sudah dilengkapi dengan ilustrasi perhitungan untuk kedua cara mendapatkan keuntungan dari ORI.
Bagi yang tertarik untuk mendapatkan panduan ini, dapat membelinya di
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku

3. Saham

Saham adalah kepemilikan seseorang terhadap suatu badan usaha. Biasanya perusahaan-perusahaan yang sudah matang dan besar, membuka kesempatan ke masyarakat luas untuk turut serta memiliki sahamnya (dengan cara Go Publik). Saham mereka diperdagangkan pada bursa efek. Saat ini di Indonesia yaitu Bursa Efek
Indonesia.

Dengan memiliki saham, Anda dapat mengambil keuntungan melalui
2 cara, yaitu:
1. Capital gain, yaitu mendapatkan keuntungan melalui kenaikan
harga saham yang Anda pegang. Misalnya Anda membeli saham
pada harga Rp. 150.,- dan menjualnya pada harga Rp. 175,-,
maka Anda mendapatkan capital gain sebesar Rp. 25,- per
lembar saham.
2. Deviden. Biasanya setiap tahun perusahaan membagikan hasil
keuntungannya kepada pemilik-pemilik sahamnya. Jadi misalkan
perusahaan yang Anda pegang sahamnya membagikan deviden, maka
sejumlah dari deviden ini akan masuk ke rekening Anda sesuai
dengan jumlah saham yang Anda pegang.

Investasi di bidang saham memberikan return yang sangat tinggi.
Namun, disisi lain resikonya juga tinggi, terutama bagi yang tidak memiliki pengetahuan serta informasi terkini mengenai dunia saham.

4. Reksa Dana

Pingin berinvestasi di bidang obligasi atau saham, namun:
- tidak punya pengetahuan yang cukup di bidang obligasi/saham
- tidak punya waktu
- tidak tahu caranya
- tidak punya modal besar

Solusinya adalah reksa dana. Reksa dana adalah kumpulan dana dari masyarakat yang diolah oleh manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan di bidang tertentu. Bidang investasinya sudah disebutkan terlebih dahulu dalam prokpektus yang diterbitkan
oleh MI. Karena dananya merupakan kumpulan dari dana banyak orang, maka Anda tidak perlu modal yang besar untuk berinvestasi disini.

Dengan membeli reksa dana, artinya Anda membayar orang yang ahli (manejer investasi/MI) untuk memainkan uang Anda di bidang yang Anda mau. Anda cukup memantau hasilnya melalui NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang diumumkan oleh MI setiap sore. Biasanya ongkos yang diminta oleh manajer investasi berkisar 2% dari jumlah uang yang
Anda tanamkan.

Resiko dari reksa dana bergantung dari bidang apa investasi Anda. Untuk investasi di bidang saham, tingkat resikonya tinggi. Namun hasilnya juga tinggi. Sementara untuk tingkat resiko menengahnya adalah investasi pendapatan tetap (obligasi). Apabila Anda ingin yang aman, Anda dapat mengikuti reksadana pasar uang. Dan satu hal lagi yang menjadi kelebihan dari reksa dana, yaitu produk investasi ini bukan objek pajak. Jadi Anda tidak terkena pajak
untuk keuntungan yang Anda dapatkan dari reksa dana.

5. Asuransi

Berbeda dari produk-produk investasi lainnya, asuransi tidak memiliki tingkat suku bunga. Asuransi hanya akan memberikan sejumlah uang kepada Anda apabila terjadi musibah dalam masa kontrak Anda dengan pihak asuransi. Jenis musibah yang dilindungi
oleh asuransi juga terbatas, sesuai dengan kontrak Anda.

Apa manfaat dari asuransi? Bagi Anda yang telah berkeluarga, tentunya ada ketakutan yang melanda Anda apabila Anda terkena PHK. "Kalau saya tidak punya pekerjaan, anak saya nanti mau dikasih makan apa?" Ini baru kasus PHK loh. Setelah PHK Ayah atau Ibu masih bisa mencari pekerjaan lain untuk menghidupi anaknya. Kasus yang
lebih parah adalah Ayah, yang bekerja untuk menghidupi keluarga, mengalami musibah hingga meninggal dunia. Disini keluarga yang ditinggalkan benar-benar tidak memiliki penghasilan lagi sehingga tidak bisa membayar biaya hidup. Nah, untuk melindungi keluarga dari resiko-resiko finansial seperti ini, maka diperlukan produk
asuransi. Pada saat Ayah meningggal, pihak asuransi akan membayarkan sejumlah uang kepada keluarga yang ditinggalkan, uang inilah yang digunakan untuk membiayai biaya sehari-hari hingga keluarga bisa mandiri.

6. Unit-Linked

Unit-Linked adalah produk gabungan antara reksa dana dan asuransi. Sangat berguna bagi orang-orang yang tidak punya waktu ataupun tidak mau pusing mempelajari produk-produk investasi. Di produk ini Anda cukup mempercayakan kebutuhan investasi dan asuransi Anda pada pihak penjual produk (biasanya penjualnya adalah perusahaan
asuransi). Pihak penjual biasanya memberikan ilustrasi kepada Anda mengenai jumlah uang yang harus Anda bayar secara bulanan dan jumlah uang hasil investasi Anda pada tahun-tahun berikutnya.

Kelemahan produk unit-linked ini adalah Anda harus membayar lebih
mahal untuk biaya investasi Anda, sehingga hasilnya tidak setinggi
Anda berinvestasi langsung ke reksa dana.

7. Emas

Emas adalah produk investasi tradisional. Biasanya harga emas selalu naik, dan cenderung naik di atas inflasi, sehingga merupakan alat investasi yang aman. Pada saat terjadi krisis moneter, biasanya tingkat inflasi naik tinggi. Namun harga emas naik lebih tinggi lagi dari inflasi. Jadi Anda tidak akan rugi dalam berinvestasi di emas. Biasanya investasi emas dapat dilakukan dalam bentuk perhiasan emas, ataupun emas batangan.

Kelemahan dari investasi emas adalah, Anda harus menjaga secara fisik agar emas Anda selalu aman. Biasanya hal ini bisa dibantu dengan cara menyewa lemari penyimpanan barang berharga di bank.

Bagi yang ingin membeli emas batangan, usahakan membeli emas yang bersertifikat Aneka Tambang (ANTAM).

8. Properti

Properti juga bisa dijadikan sebagai investasi. Perlu Anda ingat bahwa walaupun jumlah penduduk dunia ini meningkat sebanyak apapun, jumlah tanah selalu tetap. Oleh karena itu nilai tanah dan properti selalu naik.

Berapa tingkat kenaikan harga properti setiap tahunnya itu bergantung dari lokasi properti Anda. Properti yang lokasinya strategis, pada daerah yang sedang berkembang pesat, biasanya harganya akan meningkat tajam.

Untuk menambah keuntungan Anda di bidang properti, Anda dapat menyewakan properti Anda kepada orang lain. Dengan demikian, Andaakan mendapatkan pendapatan sewa. Lumayan kan, sambil menunggu harga properti naik, dapat penghasilan sampingan.

Kelemahan dari properti adalah likuiditasnya yang sangat rendah. Untuk keseluruhan proses menjual sebuah rumah, diperlukan waktu kurang lebih 3 bulan. Jumlah pembelinya juga tidak banyak. Jadi apabila Anda menginvestasikan terlalu banyak uang Anda di bidang properti, Anda beresiko kekurangan uang kas pada masa-masa darurat.

Untuk mengenal lebih banyak mengenai produk-produk investasi ini, Anda perlu membaca buku-buku perencana keuangan, salah satunya adalah ebook saya "Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya" yang dijual secara online di:
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku




David Ciang
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku

Tuesday, August 14, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (3)

Kembali ke topik 5 Langkah Perencanaan Keuangan, dalam artikel sebelumnya saya sudah menyebutkan bahwa untuk melakukan
perencanaan keuangan pribadi ataupun keluarga, kita harus
melalui 5 tahap besar, yaitu:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Dalam 2 artikel saya sebelum ini, saya sudah menjelaskan mengenai
tahap pertama dan tahap kedua. Dalam kesempatan ini, kita akan
membahas secara detil mengenai tahap ketiga, yaitu Membuat
Rencana Keuangan.

Membuat Rencana Keuangan.

Tung Desem Waringin, dalam seminarnya Finansial Revolution
mengatakan bahwa secara sederhana agar bisa menjadi kaya, apa
yang harus kita lakukan adalah:
1. Mengeluarkan lebih sedikit dari yang diterima (alias
pengeluaran harus lebih sedikit daripada pendapatan)
2. menginvestasikan selisihnya dan menginvestasikan ulang
hasilnya untuk pertumbuhan bunga berbunga (compound interest)

Jadi disini kita melihat bahwa ada 2 langkah. Langkah pertama bisa
dibantu dengan cara membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran
Pribadi/Keluarga. Sementara untuk langkah kedua, kita akan membuat
rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan yang telah
kita rumuskan sebelumnya (Baca artikel saya yang berjudul 5 Langkah
Perencanaan Keuangan(1) untuk menentukan tujuan keuangan Anda).

Membuat Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga.

Di tanggal tua seringkali kita mendengar keluhan bahwa uang sudah
habis. Mesti menunggu gajian. Dan lucunya lagi, apabila kita
tanyakan kenapa uangnya bisa habis? Bulan ini belanja apa saja?
Kebanyakan orang tidak bisa menjawab. Mengapa? Karena pengeluaran
tidak terkendali. Agar problem seperti ini tidak terjadi untuk
keuangan kita, kita perlu alat bantu untuk mengontrol pengeluaran.
Salah satunya adalah Anggaran Pendapatan Pengeluaran Pribadi/Keluarga.

Bagaimana cara membuat Anggaran? Gampang. Secara umum anggaran
terbagi 2 bagian, yaitu PENDAPATAN dan PENGELUARAN. Pada bagian
pendapatan, kita membuat daftar sumber-sumber penghasilan kita,
beserta jumlahnya. Misalkan saja untuk keluarga Pak Budi adalah
keluarga yang suami dan istrinya bekerja, ada 2 jenis pendapatan
yaitu gaji suami dan gaji istri.

PENDAPATAN
1. Gaji Suami Rp. 4.000.000
2. Gaji Istri Rp. 3.000.000
=================================
Total Pendapatan Rp. 7.000.000

Nah, dari pendapatan ini, kita memberi jatah pengeluaran untuk
masing-masing pos. Ada 12 pos pengeluaran yang lazim digunakan
yaitu tabungan, makanan/kebutuhan harian, pakaian, pendidikan,
kesehatan, transportasi, telekomunikasi, asuransi, pembayaran
kredit, dan lain-lain. Sebagai contoh:

PENGELUARAN:
Tabungan Rp. 700.000
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000
Pakaian Rp. 400.000
Pendidikan Rp. 700.000
Kesehatan Rp. 450.000
Rekreasi Rp. 1.000.000
Transportasi Rp. 400.000
Telekomunikasi Rp. 450.000
Asuransi Rp. 500.000
Pembayaran Kredit Rp. 400.000
Lain-lain Rp. 500.000
======================================
Total Pengeluaran Rp. 7.000.000

Ini adalah pengeluaran yang anda RENCANAKAN. Nantinya, pengeluaran
yang sebenarnya akan berbeda dari rencana Anda. Tugas Anda setelah
ini adalah secara berkala mengawasi pengeluaran untuk masing-masing
pos, agar tidak melenceng jauh dari rencana. Misalkan saja Anda
merencanakan Rp. 1.000.000,- untuk pos pengeluaran rekreasi Anda.
Pada tanggal 20, total pengeluaran Anda untuk rekreasi sudah
mencapai Rp. 900.000, maka Anda harus mengurangi kegiatan rekreasi
Anda atau setidaknya mencari kegiatan rekreasi yang tidak terlalu
banyak menghabiskan uang. Sehingga Anda hanya menghabiskan
Rp. 100.000 untuk kegiatan rekreasi hingga akhir bulan. Jadi
disini pengeluaran untuk pos rekreasi akan sesuai dengan anggaran
Anda.

Perlu diingat bahwa dalam membuat anggaran, taruhlah TABUNGAN
pada pengeluaran paling atas. Mengapa? Sebab pengeluaran manusia
itu sifatnya flexible, bisa diperbesar maupun diperkecil. Namun,
ada kecenderungan untuk menghabiskan seluruh uang yang ada. Oleh
karena itu, sejak awal berilah jatah pada tabungan. Setelah itu
baru lakukan perhitungan untuk pos pos pengeluaran lainnya. Begitu
gajian, langsung pindahkan jatah tabungan Anda ke sebuah rekening
yang khusus tabungan. Rekening tabungan ini tidak boleh ditarik
lagi kecuali keadaan darurat.

Untuk berhasil melaksanakan langkah pertama untuk menjadi kaya
seperti yang disebutkan oleh Tung Desem Waringin, Anda harus bisa
menyisihkan minimal 10% dari pendapatan Anda untuk ditabung.
Nantinya tabungan inilah yang akan kita gunakan untuk langkah
kedua, berinvestasi dengan konsep compound interest.

Berinvestasi dengan Konsep Compound Interest

Albert Einstein, ilmuwan paling jenis di dunia, mengatakan bahwa
salah satu keajaiban dunia adalah compound interest. Wah, kenapa
begitu?

Katakanlah sekarang kita memiliki uang menganggur sebesar
Rp. 1.000.000. Uang ini kita tabung dengan bunga sebesar
6% per tahun. Di tahun mendatang, kita mendapatkan bunga sebesar:
Bunga = Rp. 1.000.000 * 6%
Bunga = Rp. 60.000

Nah, bunga ini kita masukan kembali ke dalam tabungan sehingga
turut berbunga. Pada tahun kedua, bunga kita menjadi :
Bunga = Rp. 1.060.000 * 6%
Bunga = Rp. 63.600

Perhatikan bahwa bunga yang kita dapatkan pada tahun pertama,
kita investasikan ulang ke tabungan kita. Jadi bunga kita akan
turut berbunga, sehingga terjadi pertambahan bunga sebesar
Rp. 3.600,-. Ajaibnya, bunga yang turut berbunga ini akan
menyebabkan pertumbuhan yang luar biasa pada tabungan kita.
Dalam waktu 12 tahun, tabungan kita akan menjadi Rp. 2.012.196,-
atau menjadi 2 kali lipat jumlah awal. Dan kalau dibiarkan
12 tahun lagi, maka tabungan ini akan berkembang menjadi 2 kali
lipat lagi, alias Rp. 4.048.934,-. Pertumbuhan investasi seperti
inilah yang disebut dengan compound interest. Ingat, bunga yang
kita dapat harus diinvestasikan kembali.

Konsep compound interest inilah yang akan kita gunakan dalam
menyusun rencana keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah kita tetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, misalkan Pak
Budi hendak membuat rencana keuangan untuk mendanai kuliah
anaknya. Untuk membayar uang masuk kuliah anaknya, Pak Budi
membutuhkan uang sebesar Rp. 20.000.000,-. Berapakah jumlah
uang yang harus disisihkan oleh Pak Budi setiap bulannya?

NB: Untuk menyederhanakan perhitungan dalam contoh, kita
menganggap bahwa uang masuk kuliah tidak mengalami inflasi.
Apabila Anda tertarik untuk mendapatkan perhitungan yang
lebih canggih dan lebih akurat, silahkan baca ebook saya
"Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan
Excel".

Perhitungan compound interest sangat rumit. Di kuliah-kuliah,
biasanya mahasiswa diajarkan untuk melakukan perhitungan dengan
cara menggunakan tabel. Di dunia bisnis, biasanya orang membeli
kalkulator finansial, yang memiliki fungsi-fungsi khusus untuk
melakukan perhitungan compound interest. Bagi Anda yang memiliki
komputer, Anda beruntung! Komputer Anda dapat melakukan perhitungan
compound interest dengan cepat dan mudah! Caranya? Gunakan aplikasi
Excel. Untuk menjawab pertanyaan pada contoh soal terakhir, silahkan
download worksheet Excel yang telah saya sediakan di:

http://www.keuanganpribadi.com/dl/pendidikan.xls

Silahkan buka file excel yang telah saya sediakan. Pada worksheet
tersebut, Anda dapat melihat sebuah tabel, dimana bagian horizontal
menunjukan berapa lama waktu yang Anda punya. Sementara bagian
vertikalnya menunjukkan berapa tingkat suku bunga investasi Anda.

Untuk menjawab pertanyaan Pak Budi, kita memerlukan 2 buah data
lagi yaitu:
1. Berapa lama waktu yang dimiliki oleh Pak Budi?
2. Apakah produk investasi yang digunakan? Berapa tingkat
return/bunganya?

Biasanya seorang anak akan memasuki kuliah pada usia 18 tahun.
Jadi andaikata sekarang anak Pak Budi berusia 10 tahun, maka Pak Budi
masih memiliki waktu sebanyak 8 tahun untuk berinvestasi. Sekarang
kita lihat dalam worksheet. Data jumlah uang yang perlu ditabung
oleh Pak Budi, apabila jangka waktu menabungnya adalah 8 tahun,
berada pada kolum I.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat
suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 169.865 per bulannya.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan
tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 149.400 per bulan.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan
tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 85.731 per bulan.

Apakah kesimpulan yang dapat Anda tarik dari data yang ditunjukan
oleh worksheet diatas? Bahwa, SEMAKIN TINGGI TINGKAT SUKU BUNGA,
maka jumlah uang yang perlu ditabung per bulannya menjadi
SEMAKIN KECIL. Perlu diingat disini bahwa produk investasi yang
tingkat suku bunganya tinggi biasanya diikuti dengan tingkat
resiko yang tinggi juga. Apakah Anda siap untuk menanggung resiko
investasi?

Nah sekarang, bagaimana jika ceritanya Pak Budi menunda investasi
untuk dana pendidikan anaknya? Katakanlah tabungan untuk pendidikan
ini ditunda selama 3 tahun. Sekarang Pak Budi hanya memiliki waktu
5 tahun untuk menyiapkan dana pendidikan anaknya. Berapakah jumlah
uang yang perlu ditabung per bulannya? Jawabannya bisa dilihat pada
worksheet yang saya sediakan, pada kolum H.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk deposito dengan tingkat
suku bunga sekitar 5% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 294.091 per bulannya.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana pasar uang dengan
tingkat return sekitar 8% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 272.195 per bulan.
- Apabila Pak Budi menggunakan produk reksa dana saham dengan
tingkat return sekitar 20% per tahun, maka Pak Budi harus menabung
sebesar Rp. 196.544 per bulan.

Sekarang kita analisa kembali jawaban yang sekarang dengan jawaban
sebelumnya. Untuk tingkat suku bunga yang sama-sama 5% per tahun,
apabila jangka waktu yang tersedia 8 tahun, maka jumlah yang harus
ditabung adalah Rp. 169.865,- per bulan. Namun apabila jangka waktu
yang tersedia hanya 5 tahun, maka jumlah yang harus ditabung
meningkat menjadi Rp. 294.091,-. Jumlah yang harus Pak Budi bayar
hampir 2 kali lebih mahal. Artinya? Setiap penundaan terhadap
investasi, menyebabkan Anda harus membayar LEBIH MAHAL untuk
mencapai tujuan Anda. Perlu diingat bahwa dalam investasi, WAKTU
ADALAH TEMAN ANDA. Semakin lama jangka waktu Anda berinvestasi, maka
beban yang harus Anda tanggung akan menjadi semakin ringan.
Mulailah berinvestasi sekarang juga.

Membuat Sendiri Rencana Keuangan Pribadi Anda

Jasa konsultasi perencana keuangan untuk merancang rencana keuangan
Anda lumayan mahal.

"Terus bagaimana donk cara saya merencanakan keuangan saya?"

Jangan khawatir. Dalam ebook saya yang berjudul "Tips dan Trik
Membuat Rencana Keuangan Pribadi Menggunakan Excel", saya
mengajarkan Anda cara membuat berbagai macam rencana keuangan
dengan menggunakan rumus-rumus yang telah tersedia pada Excel.
Saya juga telah menyiapkan banyak worksheet yang dalam kondisi
siap pakai (seperti worksheet yang saya sediakan untuk artikel
ini), antara lain :
- Menghitung nilai tabungan di masa depan.
- Rencana pensiun.
- Rencana dana pendidikan anak.
- Perhitungan bunga hutang.
- Perhitungan investasi obligasi.
- dan masih banyak lagi.

Anda dapat melakukan perhitungan untuk rencana keuangan Anda
secara gampang dan hanya dalam hitungan detik!

Bagaimana cara mendapatkan ebook ini? Kabar gembira untuk Anda.
Kami mengadakan promosi pemberian ebook ini secara GRATIS untuk setiap pembelian
ebook "Keuangan Pribadi: Resep Rahasia Dibalik Kesuksesan Kaum Kaya". HADIAH LANGSUNG TANPA DIUNDI. Bahkan kami juga menyediakan 2 ebook lain sebagai bonus tambahan, yaitu ebook "Check-Up Finansial" yang telah saya sebutkan dalam artikel sebelumnya dan
ebook "Panduan Investasi: ORI-002". Segeralah memesan sebelum kehabisan!

Kunjungi:
http://www.keuanganpribadi.com/?id=bisnisku

Sunday, August 5, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (2)

Sebelumnya, saya telah membahas bahwa dalam
proses perencanaan keuangan, kita perlu melalui 5 tahap
penting, yaitu:
1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.

Sebelumnya saya telah membahas mengenai tahap pertama(menentukan tujuan keuangan). Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tahap kedua dari perencanaan keuangan,
yaitu Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.

Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang

Pernahkah Anda melihat denah informasi di pusat perbelanjaan? Biasanya denah ini menggambarkan struktur dari bangunan yang bersangkutan beserta daftar nama toko yang beroperasi di pusat perbelanjaan tersebut.

Nah, tahukah Anda apa salah satu unsur dari denah tersebut yang paling penting buat Anda? Setiap kali Anda melihat denah,Anda harus mencari tanda "ANDA SEDANG BERADA DISINI". Dengan adanya tanda tersebut, maka Anda dapat mengetahui posisi Anda
dalam denah tersebut. Tanpa ada tanda "ANDA SEDANG BERADA DISINI", denah ini tidak akan berguna buat Anda walaupun Anda menghafal mati isi denah tersebut.

Sama halnya dengan keuangan. Setelah merumuskan tujuan keuangan yang ingin Anda capai, Anda harus mengetahui dimana posisi keuangan Anda pada saat ini. Setelah mengetahui posisi keuangan sekarang, dan mengetahui tujuan yang hendak kita tuju, barulah kita bisa membuat rencana untuk kehidupan finansial kita.

Bagaimana cara mengetahui posisi keuangan kita pada saat ini?
Nah, untuk mengetahui posisi keuangan untuk pribadi atau keluarga dengan bantuan 2 laporan, yaitu laporan kekayaan bersih (neraca) dan laporan arus kas.

1. Laporan Kekayaan Bersih (Neraca)

"Lahan tetangga kelihatan lebih hijau". Istilah ini pasti sudah
sering terdengar dalam pergaulan kita. Apa maksudnya? Misalkan saja
begini. Anda melihat ke salah satu tetangga Anda. Rumahnya sangat
besar. Ada kolah renang di dalamnya. Mobil koleksinya saja ada 5,
semuanya merk terkenal. Wuah, dalam pikiran Anda, orang ini PASTI
ORANG KAYA. Padahal, disini Anda hanya melihat tetangga Anda dari
sisi harta saja. Sebenarnya tetangga ini belum tentu lebih
kaya dari Anda.

"Bagimana mungkin orang yang memiliki harta sebanyak itu BUKAN
ORANG KAYA?" Eits, jangan salah! Di jaman yang serba canggih ini,
segalanya bisa dibayar secara kredit. Rumah bisa dibeli pakai kredit,
mobil juga. Bahkan kebutuhan sehari-hari saja bisa hutang dulu
melalui kartu kredit. Kemudahan kredit ada dimana-mana.

Nah, untuk melihat apakah seseorang itu benar-benar kaya atau tidak,
kita harus menghitung jumlah hartanya dikurangi dengan jumlah
hutangnya. Misalkan Mr. X memiliki mobil Kijang yang nilainya
sekitar Rp. 150.000.000,-. Mobil ini dibelinya secara kredit,
dengan sisa angsuran Rp. 8.000.000,- sebanyak 10 kali.

Jadi kekayaan Mr.X yang sebenarnya dari mobil Kijangnya adalah:
= Rp. 150.000.000,- - (10 x Rp. 8.000.000,-)
= Rp. 70.000.000,-

Nilai ini biasanya disebut dengan nama kekayaan bersih. Kekayaan
bersih menggambarkan nilai kekayaan yang sebenarnya dari seseorang.
Cara menghitungnya cukup sederhana, jumlahkan semua harta Anda
lalu kurangi dengan jumlah seluruh hutang Anda.

Laporan Kekayaan Bersih merupakan potret dari kondisi keuangan
Anda pada saat itu. Dalam kondisi normal, nilai kekayaan bersih
seseorang adalah:
= Usia x penghasilan tahunan / 10

Misalkan Mr.X berpenghasilan Rp. 60.000.000,- per tahun, sementara
umurnya adalah 30 tahun, maka seharusnya nilai kekayaan bersih
Mr.X adalah:
= 30 x Rp. 60.000.000,- / 10
= Rp. 180.000.000,-

Apabila setelah dihitung-hitung, ternyata nilai kekayaan bersih pada
laporan Mr.X berada dibawah Rp. 180.000.000,-, berarti Mr. X tidak
dapat mengelola keuangan pribadinya dengan baik. Disarankan Mr. X
menghubungi perencana keuangan untuk mendapatkan konsultasi mengenai
cara-cara mengelola keuangan.

2. Laporan Arus Kas

Kalau kita hendak membicarakan arus kas, kita mesti membayangkan
sebuah ember yang bagian bawahnya penuh dengan lubang. Kemudian
bayangkan apabila ada air yang dituangkan dari atas ember. Apa yang
terjadi? Untuk sementara ember akan menampung air tersebut, namun
hal ini tidak berlangsung lama. Dalam waktu singkat, air akan keluar
melalui lubang-lubang pada bagian bawah ember.

Nah, dalam perumpamaan ini, kita adalah ember yang bocor. Sementara
air adalah uang. Setiap bulan kita menerima gaji. Dalam perumpamaannya,
setiap bulan ember diisikan dengan air. Namun, karena embernya bocor,
perlahan-lahan air keluar dari lubang-lubang bagian bawahnya. Begitu
juga dengan kita. Uang akan keluar dari kantong kita melalui pos-pos
pengeluaran, seperti untuk makanan, biaya perumahan, transportasi,
pendidikan, kesehatan, hiburan, dan lain-lain.

Sekarang pertanyaannya, berapa lama uang akan mengendap dalam kantong
kita? Lubang pengeluaran mana yang paling banyak menghabiskan uang
kita? Seberapa banyak dari uang kita yang sanggup kita tabung atau
investasikan untuk keperluan di masa depan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, maka kita
membuat laporan arus kas.

Secara umum laporan arus kas terdiri dari 2 bagian, yaitu Arus Kas Masuk (pendapatan), dan Arus Kas Keluar (pengeluaran). Pada bagian Arus Kas Masuk, kita menuliskan pendapatan-pendapatan kita seperti gaji, tunjangan, bonus, atau mungkin ada pendapatan dari pekerjaan
sampingan.

Sementara pada Arus Kas Keluar terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama adalah pengeluaran untuk tabungan atau investasi. Bagian keduanya adalah pengeluaran untuk biaya tetap (biaya yang setiap bulan harus kita bayar dalam nilai yang sama), misalnya KPR, KPM, iuran TV, Premi Asuransi, dan lain-lain. Sementara bagian ketiga adalah pos-pos pengeluaran kita seperti makanan, pakaian, transportasi,
hiburan, kesehatan, pendidikan, pembayaran kartu kredit dan lain-lain.

Ingat, prinsip dasar dari keuangan adalah "Pendapatan harus lebih
besar daripada pengeluaran"
. Apakah hal ini benar-benar terjadi
pada arus kas Anda?

Rasio Keuangan

Setelah membuat kedua jenis laporan diatas, kita dapat melakukan analisa terhadap kondisi keuangan kita melalui rasio-rasio keuangan. Ada 8 buah rasio yang lazim digunakan dalam menganalisa
keuangan pribadi ataupun keluarga, yaitu:
- Rasio Likuiditas
- Rasio Aset Likuid terhadap Kekayaan Bersih
- Rasio Tabungan
- Rasio Perbandingan Nilai Bersih Aset Investasi terhadap
Nilai Bersih Kekayaan
- Rasio Perbandingan Hutang Terhadap Asset
- Rasio Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang
- Rasio Rasio Kemampuan Pelunasan Hutang Non Hipotek
- Rasio Solvabilitas

Rasio-rasio ini dapat mendeteksi penyakit-penyakit finansial
seperti:
- Resiko kekurangan uang kas
- Terlalu banyak hutang
- Terlalu boros atau terlalu pelit
- Gejala kebangkrutan

Dalam kesempatan ini saya tidak sempat membahas kedelapan rasio yang ada, namun sebagai contoh mari kita ambil salah satu rasio yang mudah dan menarik, yaitu rasio tabungan. Rasio tabungan menunjukan seberapa banyak dari pendapatan Anda yang dapat Anda tabung atau investasikan. Cara menghitungnya cukup sederhana, yaitu bagikan jumlah uang yang berhasil Anda tabung dengan total pendapatan Anda.

Sebagai contoh, misalkan Mr.X mendapatkan gaji sebesar Rp. 6.000.000,-.
Dalam bulan tersebut, Mr.X menabung sebesar Rp. 300.000,-. Maka rasio
tabungan Mr.X adalah:
= Rp. 300.000,- / Rp. 6.000.000,- * 100%
= 5%

Angka yang normal untuk rasio tabungan adalah 10%-30%. Rasio Mr.X berada dibawah normal, artinya Mr.X tidak pandai menabung alias terlalu boros. Dengan menyadari bahwa rasio tabungannnya terlalu rendah, diharapkan Mr.X dapat lebih berhati-hati dalam berbelanja di bulan berikutnya sehingga lebih banyak uang yang bisa ditabung.

Yang menarik juga dari rasio tabungan adalah, ternyata ada orang-orang yang menabung lebih besar dari 30% total pendapatannya. Dan yang lebih menariknya lagi, ternyata dalam ilmu keuangan, orang-orang seperti ini ternyata tidak sehat secara finansial. Mengapa?
Karena terlalu hemat, hingga akhirnya malah menjadi terlalu pelit.
Orang-orang seperti ini tidak pernah menikmati uang yang telah
secara susah payah dikumpulkan olehnya.

Jadi disini yang perlu Anda ingat adalah bahwa dalam mengelola keuangan, Anda harus bisa menyisihkan sebagian pendapatan Anda untuk digunakan di masa depan. Minimal adalah 10%. Namun, disisi lain, Anda juga harus bisa menikmati uang yang telah berhasil Anda dapatkan. Jangan semuanya disimpan buat masa depan. Jadi nilai maksimal yang sebaiknya ditabung adalah 30% dari total pendapatan Anda.

Panduan Check-Up Finansial

Untuk membantu Anda menganalisa kondisi keuangan sekarang, saya telah menyediakan panduan "Check-Up Finansial". Panduan ini dengan lebih detil menjelaskan step-by-step cara membuat laporan
kekayaan bersih dan laporan arus kas.

Agar mempermudah Anda untuk melaksanakan tahap ini,saya bahkan sudah menyiapkan Worksheet Excel yang siap untuk dipakai.
Anda tinggal memasukan angka-angka ke dalam laporan dalam worksheet, dan dalam waktu singkat worksheet akan menampilkan rasio-rasio keuangan Anda. Setiap rasio akan diikuti dengan nilai normalnya, sehingga
Anda dapat dengan cepat menangkap apakah keuangan Anda dalam kondisi normal atau
dalam kondisi beresiko.

Bahkan, apabila Anda masih kurang mengerti atau masih ragu mengenai hasil analisa worksheet ini, saya akan membantu Anda. Setiap pembeli panduan saya mendapatkan bonus GRATIS satu kali konsultasi analisa keuangan. Kirimkan worksheet ini ke email saya. Saya akan menganalisakan keuangan
Anda.

Bagaimana cara mendapatkan panduan Check-Up Finansial ini? Panduan ini bisa Anda
dapatkan secara GRATIS apabila Anda membeli ebook utama kami di:
http://www.keuanganpribadi.com?id=bisnisku atau Klik Disini

Bukan itu saja, kami bahkan menyediakan 2 buah ebook lainnya
yang berjudul "Tips dan Trik Membuat Rencana Keuangan Pribadi
Menggunakan Excel" dan "Panduan Investasi ORI-002" untuk membantu
Bapak Firdaus Bangun dalam mengelola keuangan Anda.

Negara kita sudah merdeka. Kini saatnya kita memperjuangkan
kemerdekaan untuk kehidupan finansial kita. :)


Pesan ini disampaikan oleh
David Ciang

Sunday, July 29, 2007

5 Tahap Perencanaan Keuangan Bagian (1)

Siapa sih yang tidak mau hidup sejahtera, terbebas dari
masalah keuangan? Hal ini dapat Anda capai melalui
perencanaan keuangan.

Bagaimana caranya? Ada 5 tahap penting yang perlu Anda
lakukan dalam perencanaan keuangan, yaitu:

1. Menentukan Tujuan Keuangan.
2. Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang.
3. Membuat Rencana Keuangan.
4. Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan.
5. Monitor dan Evaluasi Berkala.



Menentukan Tujuan Keuangan.

Dalam buku "7 Habits of Highly Efective People", Steven R.
Covey menyebutkan bahwa salah satu kebiasaan orang yang efektif adalah "Memulai dari Akhir". Kebiasaan ini juga kita terapkan untuk perencaaan keuangan kita. Sejak tahap pertama kali merencanakan keuangan, kita harus menentukan apa sih tujuan
terakhir yang kita inginkan dari uang kita.

Mengapa harus memulai dari tujuan? Analoginya adalah seperti ini. Bayangkan bila kebetulan Anda memiliki waktu luang di hari Minggu, dan Anda hendak menghabiskannya di luar rumah. Awalnya Anda masih tidak memiliki tujuan yang jelas, yang penting bagi Anda adalah jalan-jalan di luar rumah saja. Jadi Anda keluar dari rumah, mengendarai mobil Anda tanpa arah yang pasti. Nah, di tengah jalan tiba-tiba baru Anda kepikir, oh iya minggu lalu saya ingin ke Mall A untuk membeli sesuatu. Namun karena Anda sudah menghabiskan banyak waktu untuk jalan-jalan tanpa tujuan, apalagi kalau posisi Anda sekarang justrulebih jauh dari Mall A, Anda akan membutuhkan lebih banyak
waktu untuk menuju Mall A.

Lain ceritanya bila sejak awal Anda masuk ke mobil, Anda sudah memiliki tujuan. "Saya ingin ke Mall A". Pada saat itu juga Anda akan "merencanakan" jalan mana yang paling
cepat untuk menuju ke Mall A. Anda akan tiba ke Mall A jauh lebih cepat daripada cerita sebelumnya.

Begitu pula ceritanya dengan keuangan kita. Apabila sejak awal kita sudah menentukan apa saja sih tujuan yang ingin kita capai dengan uang yang kita miliki, kita dapat membuat rencana keuangan yang sesuai, mengimplementasikannya sehingga akhirnya tujuan
kita bisa tercapai dalam waktu yang lebih cepat.

Apa saja sih tujuan keuangan? Berikut adalah tujuan-tujuan keuangan
jangka panjang:

1. Dana untuk membiayai pensiun dengan gaya hidup yang diinginkan.
2. Dana untuk membiayai pendidikan anak.
3. Perlindungan keluarga dari resiko finansial.
4. Warisan untuk anak.
5. Penghematan pajak.

Selain itu, juga ada tujuan-tujuan keuangan untuk jangka pendek,
seperti:

1. Membeli asset seperti rumah, mobil, elektronik, dan lain-lain.
2. Rencana liburan akhir tahun.

Ingat, kita harus SMART dalam menentukan tujuan keuangan kita.
Spesifik, Measurable, Achievable, Realistik dan Time-Frame.

1. Spesifik artinya kita harus dapat membayangkan tujuan kita secara detail. Misalkan untuk dana pendidikan anak, kita harus sudah dapat memperkirakan ke universitas mana anak kita akan mengambil gelar sarjana. Untuk dana pensiun kita harus sudah dapat membayangkan bagaimana kehidupan yang kita inginkan pada saat kita tua nanti.

2. Measurable artinya dapat diukur, dalam hal ini alat ukurnya adalah mata uang. Misalkan saja kita ingin membuat rencana untuk liburan akhir tahun, kita harus memperkirakan berapa banyak uang yang akan dibutuhkan untuk liburan kita nanti.

3. Achievable berarti dapat kita capai. Agar tidak menjadi pungguk yang merindukan bulan, sebaiknya tujuan keuangan disesuaikan dengan kemampuan keuangan kita.

4. Realitik berarti tujuan kita masuk akal, bukan merupakan khayalan yang tidak dapat diwujudkan dalam dunia nyata.

.5 Time Frame berarti kita harus memiliki jangka waktu yang jelas untuk mencapainya. Misalkan saja untuk dana pendidikan anak, kita harus tahu jelas kapan sang anak akan masuk ke universitas. Untuk rencana pensiun kita harus tahu pada umur berapa kita akan pensiun.

Tuliskanlah tujuan-tujuan keuangan yang Anda inginkan pada kertas, dan kemudian baca kembali tulisan Anda. Beri nomor urut pada tujuan-tujuan tersebut berdasarkan hal mana yang paling penting untuk Anda. Misalkan Anda menganggap anak Anda paling berharga untuk Anda, mungkin saja Anda memberikan nomor satu untuk dana pendidikan anak, kemudian nomor dua untuk perlindungan keluarga dari resiko finansial.

Mengapa perlu memberi nomor urut pada tujuan finansial? Karena keterbatasan pendapatan, ada kemungkinan kita TIDAK BISA mewujudkan seluruh tujuan finansial kita. Jadi kita hanya bisa memilih tujuan mana yang paling penting untuk kita. Untuk itulah gunanya nomor urut. Nantinya dalam membuat rencana, kita akan memulai dari tujuan
yang paling penting. Tujuan dengan nomor urut satu. Setelah rencana untuk tujuan pertama ini bisa tercapai, dan masih ada uang tersisa, baru kita membuat rencana untuk tujuan kedua. Dan begitu seterusnya.

Monday, July 23, 2007

Memahami Pengukuran Return

Tujuan Semua Investasi adalah mendapatkan return. Investor umumnya menginginkan return positif dan setinggi mungkin. Return investasi yang negatif mengakibatkan total kekayaan seseorang investor berkurang. Sekedar return positif juga belum tentu memuaskan karena tidak selalu meningkatkan kekayaan riil investor.

Return Nominal dan Riil

Return investasi yang positif tetapi lebih kecil daripada inflasi periodik akan mengakibatkan total kekayaan investor bertambah secara nominal, tetapi berkurang secara riil.
Ilustrasinya, seorang investor yang hanya mendapatkan return sebesar 10% dalam satu tahun saat tingkat inflasi tahunan mencapai 12% akan mengalami penurunan kekayaan rill sebesar 2% (10%-12%), walupun jumlah uangnya secara nominal meningkat sebesar 10%, katakan dari Rp.100 juta menjasdi Rp. 110 juta. Maksudnya adalah daya beli dari uang Rp.110 juta adalah 2% lebih rendah daripada daya beli Rp100 juta setahun sebelumnya.
Secara umum, return riil adalah return nominal dikurangi tingkat inflasi. Agar daya beli tidak berkurang, return nominal sebuah investasi harus melebihi tingkat inflasi. Menghitung return untuk periode satu tahun tanpa setoran tambahan atau pengambilan uang relatif mudah, karena kita cukup mengurangi investasi akhir dengan investasi awal dan hasilnya dibagi dengan investasi awal.
Penghitungan return menjadi tidak sederhana lagi untuk investasi lebih dari satu periode investasi, atau jika risiko diperhitungkan.

Return Aritmetik dan Geometrik
Ada dua ukuran return nominal berdasarkan waktu yaitu aritmetik dan geometrik. Untuk menjelaskan perbedaan diantara keduanya, saya akan mengambil contoh yang paling sederhana yaitu periode investasi hanya dua tahun dan tidak ada penambahan atau pengambilan uang investasi.

Kasus 1
Misalkan seseorang berinvestasi dalam saham pada awal 2005 sebesar Rp100 juta. Pada akhir 2005, investasinya menjadi p200 juta dan tetap sebesar Rp200 juta pada akhir 2006. Berapa return rata-rata tahunan yang diperolehnya?

Pertama, kita menghitung return selama 2005 yaitu 100% (Rp100 juta menjadi Rp200 juta) dan return selama 2006 yaitu 0% (dari Rp200 juta menjadi tetap Rp200 juta). Secara aritmetik, return rata-rata tahunan menjadi 50% yaitu (100% + 0%)/2.

Masalahnya, jika return 50% setahun, uang Rp.100 juta mestinya menjadi Rp150 juta dalam satu tahun dan menjadi Rp225 juta setelah dua tahun dan bukan sebesar Rp200 juta seperti kasus kita.

Ukuran lain adalah return geometrik yang merupakan akar n (n= jumlah periode) dari nilai akhir dibagi nilai awal dikurangi 1 atau V(nilai investasi akhir/nilai investasi awal) - 1. (note. tanda V adalah akar dari, tanda / adalah bagi )
Dalam kasus 1 diatas, return geometrik adalah V(Rp200 juta/Rp100 juta)- 1 = 41,42%

Return geometrik akan sama dengan return aritmetrik jika dan hanya jika besar return untuk setiap periode, yaitu 2005 dan 2006 dalam contoh kita, adalah sama. Misalkan, dari Rp100 juta menjadi Rp200 juta dalam satu tahun dan Rp400 juta setahun kemudian. Dalam kasus 2 ini, return tahunan aritmetik dan geometrik adalah sama yaitu 100%.
Dalam semua keadaan lainnya, return geometrik dapat dipastikan lebih rendah daripada return aritmetik sehingga return geometrik sering disebut sebagai ukuran return yang lebih konservatif. Semakin besar perbedaan return antar periode, semakin besar perbedaan return geometrik dan return aritmetik.

Kasus 1, kasus 2, kasus 3,
Investasi awal 2005 = Rp100 juta
Nilai investasi akhir 2005 =Rp200 juta
Nilai investasi akhir 2006 = Rp200 juta, Rp400 juta, Rp100 juta
Return tahun 2005 = 100%.
Return tahun 2006 = 0%, 100%, -50%
Return tahunan Aritmetik = 50%, 100%, 25 %
Return tahunan Geometrik = 41,42%, 100%, 0%

Perbedaan return geometrik dan aritmetik paling besar pada kasus 3 karena perbedaan return 2005 dan 2006 paling besar pada kasus 3.

Untuk lebih jelasnya, saya akan melanjutkan contoh investasi saham diatas namun sekarang nilai investasi di akhir 2006 menjadi Rp100 juta (kasus 3). Return tahun pertama sama seperti kasus 1 dan kasus 2 namun return tahun ke dua adalah -50% karena investasi turun dari Rp200 juta di awal tahun menjadiRp100 juta di akhir tahun. Untuk return aritmetik, kita mendapatkan angka 25% yaitu [100% + (-50%)]/2. Sedangkan return geometriknya adalah 0% yaitu V(Rp100 juta/Rp 100 juta)- 1.

Mana yang Lebih Baik

Return rata-rata tahunan sebesar 25% (aritmetik) untuk mengukur kinerja investasi selama 2005 dan 2006 dalam kasus 3 adalah salah besar. Yang benar adalah tidak ada return selama dua tahun itu karena nilai investasi tidak berubah alias tetap yaitu Rp100 juta diawal 2005 dan Rp100 juta di akhir 2006.

Jelas sudah kalau return aritmetik tidak tepat untuk ukuran kinerja sebuah investasi. Meskipun demikian, jika ditanyakan berapa perkiraan return setahun kedepan dari incestasi yang kinerjanya seperti diatas, judtru angka 25% yang digunakan.
Seperti yang ditulis Bodie, Kane dan Marcus dalam bukunya Invesments, bahwa return aritmetik dapat digunakan untuk prediksi ke depan. Sementara untuk kinerja masa lalu, return geometrik adalah yang lebih tepat.

Jika dana yang diinvestasikan berubah-ubah karena ada penambahan atau pengambilan uang, kita mengenal konsep return lain yaitu return berdasarkan uang. Jika risiko investasi diperhitungkan, kita mengenal ukuran return yang disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted return). Kedua return ini akan saya bahas pada kesempatan lain.
Tip dari saya, hati-hati membaca angka return dan tanyakan ukuran return apa yang digunakan.

Budi Frensidy
Bisnis Indonesia, 22 Juli 2007

Sunday, June 17, 2007

Bisnis Jus Buah

Bisnis Jus Buah Sehat dan Menguntungkan

Banyak orang mengatakan bahwa bisnis makanan dan minuman selalu dibutuhkan. Setiap orang tentu membutuhkan energi, nutrisi, vitamin dan mineral yang pas sesuai kebutuhan aktivitas hidup mereka.
kalau kita lebih spesifik pada bisnis jus buah maka kita akan menyadari betapa pentingnya buah-buahan bagi kesehatan sebagai asupan vitamin dan serat bahkan antioksidan. Kegemaran akan buah mulai dari kalangan rakyat jelata sampai orang-orang berduit, terbukti penjaja buah dipinggir jalan tetap mempunyai pelanggan, demikian juga yang kalangan menengah ke atas.

Jadi, buah sudah menjadi kebutuhan, hanya bagaimana bentuk penyajiannya yang beragam mulai dari buah segar, buah kalengan, juice buah bahkan sampai asinan atau manisan buah. Khususnya di kalangan menengah ke atas, kesadaran mengonsumsi buah menjadi bagaian ari rencana hidup, mengapa demikian? Banyak para wanita bahkan pria menyadari pentingnya pola kombinasi makan (food cobining), sehingga makan buah atau minum jus secara terencana dan teratur menjadi bagian dalam hidup sehat mereka.

Ke depan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi buah akan menjadi baik dengan meningkatnya kesadaran masyarakat karena pendidikan formal dan non formal yang mereka peroleh. Jadi, boleh dikata bisnis buah-buahan dalam bentuk buah segar dan jus mempunyai kesinambungan.

Gaya Hidup

Lebih spesifik kita lihat di kota besar dengan kesibukan aktifitas bisnis para pebisnis dan profesional mempunyai waktu yang terbatas untuk menikmati buah-buahan yang ragamnya banyak dan cara mengonsumsinya berbeda beda. KalauAnda masuk ke Hypermarket sampai minimarket, pasti tidak luput dari display jus buah dengan berbagai merek dan jenis atau rasa. Merek jus buahpun beragam, lokal atau impor, dengan keunggulan masing-masing.

Tampaknya di kalangan menengah sampai atas minum jus buah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Hanya perlu dicermati apakah jus tersebut 100% dari buah segar atau konsentrat dengan komposisi tambahan sampai zat pengawet, gula dan pewarna yang memenuhi syarat kesehatan dan keamanan pangan.

Hal ini menentukan kemurnian dari jus buah sendiri dan kandungan vitamin dan seratnya. Kemudahan mengkonsumsi dalam bentuk jus buah berbagai kemasan dan ukuran membuat jus buah diminati konsumen dalam kesibukan mereka. Disetiap mal, restoran hotel atau cafe mereka tidak luput menyediakan jus buah. Disini tampak gaya hidup sehat, praktis dan keamanan pangan akan mendorong pertumbuhan pasar.

Kunci Sukses

* Produk
Pada dasarnya jus buah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
Long shelf life juice dengan merek seperti Berri, Welch's, Just Juice, Martinellis, Ocean Spray, Sunkist, Dewlands, Chabaa, Buavita, ABC, ountry Choicedan Carrefour (produk impor dan lokal dengan bahan konsentrat), sedangkan merek Happy Day, Ceres & Original sebagai produk impor berbahan buah segar.
Fresh Juice. Produk-produk juice yang membutuhkan penempatan di refrigerator juga bervariasi cukup banyak dengan merek marco, Jugle juice, Berri dengan beberapa category, Frutang, Classics, Sunshine, Sunripe, Diamond, Nucleo, Pulp Orange dan Love Juice.

Di sini tampak bahwa juice buah punya prospek baik, kalau tidak mengapa sekian banyak pemain masuk? Kalau tidak punya prospek bagus mengapa carrefour ikut membuat Home Brand juice buah? Memang menjadi tantangan bagi pemain long shelf life juice dan fresh juice untuk membangun keunggulan produk dan layanan karena masing-masing pasti sudah mengklaim denga posisi tertentu seperti keasliannya, tanpa pengawet, tanpa pewarna, murah. Jadi, Anda perlu memikirkan kategori baru dalam juice buah untuk menciptakan diferensiasi pasar.

* Harga

Harga untuk long shelf life juice dan fresh juice bervariasi untuk yang satu liter mulai di bawah Rp. 10.000 sampai Rp. 18.000 tentunya dengan kekhasan produk masing-masing. Kalau yang diperas langsung di depan Anda akan lebih mahal lagi bisa menjadi Rp. 30.000; an.
Untuk konsumen yang lebih cekak fulusnya maka dibuat kemasan yang lebih kecil dengan harga lebih terjangkau. Penentuan harga menjadi salah satu faktor strategi dalam pemasaran dan penjualan dalam men ciptakan citra dan profit.

* Promosi

Dibutuhkan promosi secara konsisten untuk mempertahankan merek dan loyalitas konsumen. Dalam produk minuman tentu saja tetap mengalokasikan anggaran untuk promosi bail ATL atau BTL terlebih-lebih bila sering meluncurkan produk baru.

* Publikasi

Salah satu yang penting dalam membangun merek adalah publikasi (ingat ada buku berjudul The fall of advertising and the raise of PR). Perlu Anda renungkan sesaat, berapa persen dari seluruh keputusan yang Anda ambil merupakan hasil rekomendasi dari orang yang Anda percaya? Itulah kekuatan dari gethok tular atau word of mouth yang merepakan salah satu bentuk publikasi yang terkuat.

* Distribusi

Produsen tentu ingin produknya mencakup seluruh outlet yang ada di Indonesia, sehingga distribusi mereka merata dan mudah diperoleh konsumen. Lihat bagaimana kasus teh botol sosro dan Aqua meratakan produk dari modern outlet sampai menjaja dipinggir jalan. Langkah strategis meratakan pasar menjadi bagian dari pilihan dan prioritas produsen sesuai dengan kemampuan produksi dan finansial.

Kesempatan bagi pebisnis untuk melirik ke bisnis juice buah karena potensi yang menarik. Pilihan dapat diambil salah satunya adalah membeli produsen juice buah yang telah ada dipasar karena pemilik lama pasti sudah melewati fase penetrasi yang melelahkan dan berisiko gagal. Ingat setiap fase dari siklus bisnis pasti ada tantangan dan benefit yang diperoleh termasuk ingetangible assets (goodwill) yang sudah terbentuk selama perjalanan bisnisnya.


Fery Hartono
Bisnis Indonesia, 17 Juni 2007

Untuk awal modal yang dibutuhkan Rp.3 jutaan. Mengapa di kelompokkan dalam modal Rp.3 jutan? Karena untuk bisnis ini bisa dimulai dari depan rumah Anda sendiri atau kios di pasar dengan konsumen di sekitar tempat Anda. Cukup hanya menyediakan tempat, Kursi dan Meja sesuai dengan luas tempat dan alat sederhana untuk membuat jus.

Bisa juga target konsumen Anda adalah karyawan di perusahaan besar dengan harga Rp 3000 - Rp. 10.000 pergelasnya. Tentunya Anda harus menyediakan grobak untuk membawa semua produk Anda.

Setelah modal Anda sudah banyak, maka Anda bisa memulai bisnis sebagai pemasok buah segar ke hotel, restoran atau pabrik pembuat jus dan tidak tertutup kemungkinan Anda bisa membuat perusahaan dan menciptakan merek dagang Anda sendiri yang bisa bersaing di pasar.

Menjadi pengusaha tidak harus bermodal besar, tetapi bisa dimulai dengan modal kecil dari tabungan Anda. Dan ingat Anda harus cerdik dalam mengelola keuangan bisnis Anda.

Pelajari juga cara cerdik mengelola keuangan pribadi, yang bisa Anda dapatkan klik DI SINI

Sudahkah Anda Check up Finansial?

Tomi. 35, berniat berinvestasi demi menjamin masa depannya kelak. Namun, ketika ia berkonsultasi pada perencana keuangan untuk memilih instrumen yang tepat untuknya, ternyata pria yang selama ini memiliki gaji yang cukup tinggi, dan kehidupan yang mapan itu, dinyatakan "tidak sehat" secara finansial. Lho?

Banyak orang memang tidak sadar dengan kondisi kesehatan keuangannya, sehingga baru menyadarinya ketika sudah terpuruk. Karena itu, bagi anda yang saat ini berencana berinvestasi ataupun mempersiapkan masa depan, sangat penting untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan keuangan Anda.

Fungsi dari pengecekan kondisi keuangan ini, menurut wealth management consultant PT Maesa Consulting Indonesia Maikel Sajangbati, untuk membantu nasabah dalam melihat profil keuangannya.
"Financial Check-up" ini ditujukan untuk melihat keadaan finansial, mengukur, membuat mapping, serta menentukan jenis investasi investor atau nasabah," ujar Maikel.
Financial check-up ini, menurut dia, idealnya dilakukan setahun sekali untuk kondisi keuangan yang normal, atau enam bulan sekali saat kondisi keuangan tengah naik turun.

Hasil dari financial check up ini kemudian akan dijadikan patokan untuk menentukan strategi, portofolio investasi serta produk apa yang cocok untuk investor yang dikenal sebagai Financial pyramid.

Sebenarnya, menurut maikel, jasa pelayanan financial check up ini bukan barang baru dalam dunia perbankan. Hanya saja seiring dengan perkembangan teknologi, prosesnya lebih mudah ketika sistem software digunakan.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan tersebut, menurut maikel, investor atau nasabah memerlukan panduan dari wealth manager yang mampu memberikan panduan dalam memeriksa kondisi keuangan ataupun memilih portofolio dan produk investasi yang cocok dengan kondisi keuangan Anda.

"Layaknya kita medical check-up harus memerlukan bantuan dokter, maka begitu pula dengan financial check-up ini sebaiknya dibantu oleh wealth manager yang sudah tersertifikasi," ujar Maikel

Untuk saat ini, menurut maikel, jasa pelayanan financial check-up mayoritas memang ditawarkan oleh industri perbankan, yang masih terbaik karena memiliki kesiapan dalam sisi infrastruktur.

Peta Keuangan
Proses yang dilalui saat pengecekan kondisi keuangan sama halnya dengan proses tes kesehatan, yakni memeriksa peta kekayaan dengan membandingkan jumlah kewajiban saat ini dengan penghasilan perbulan dibandingkan pengeluaran ruitin.
Proses tersebut, ditujukan untuk mendiagnosis seberapa besar kemampuan finansial Anda dalam jangka pendek, menengah ataupun panjang. Berdasarkan diagnosis awal inilah, pakar wealth management dapat memberikan rekomendasi untuk mencapai tujuan financial yang diinginkan.

Jasa layanan financial check-up ini salah satu ditawarkan oleh citibank dalam penggunaan sistem perangkat lunak dalam citigold wealth planner, nasabah citigold bisa melakukan pemeriksaan (financial check-up)dan perencanaan (financial planning)atas kondisi keuangannya.

"Kesehatan finansial tidak kalah pentingnya dengan kesehatan tubuh. Dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan finansialnya orang dapat dengan mudah mencapai tujuan hidupnya," ujar Vice President Retail Bangking Group Head Citibank N.A Meliana Sutikno.

Empat Tahap
Jasa Layanan financial check-up citibank, terdiri dari empat tahapan proses, yakni,

1. Customer Profiling yaitu perencanaan data nasabah seperti usia, jumlah tanggungan, tujuan yang ingin dicapai saat pensiun, berapa penghasilan yang diharapkan setiap bulannya atau keuangan dalam pengeluaran rutin. Dalam proses ini juga dilakukan profil resiko (risk profiling) dimana akan dilihat pengalaman berinvestasi dan tingkat resiko setiap nasabah.

2. Portofolio Allocation yakni pencatatan jumlah kekayaan dan kewajiban saat ini serta berapa penghasilan rutin dan pengeluaran rutin, dengan melihat kekayaan atau pengasilan yang ditanamkan dalam bentuk tabungan, deposito, reksa dana atau investasi lainnya.

3. Nasabah akan mendapatkan ringkasan diagnosis mengenai kondisi keuangannya atau kesenjangan kemampuan dan tujuan finansial, sebagai rekomendasi pengalokasian kekayaan secara strategis untuk pemilihan produk (Product selection).

4. Akan dilakukan review dan rebalancing yakni melihat dan mengevaluasi setiap pergerakan kekayaan dan kewajiban.

Jika kondisi keuangan Anda sudah terdeteksi letak kebocoran ataupun kerusakannya, maka akan lebih mudah dalam memperbaikinya, dan menentukan langkah penetapan masa depan Anda melalui investasi pilihan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, meneurut maikel, Anda juga akan lebih mudah menekan resiko keuangan secara lebih efisien. Jadi, seberapa sehatkah kondisi keuangan Anda saat ini?



Hanna Prabandari
Mia Chitra Dinisari
Bisnis Indonesia, 17 Juni 2007

Sekarang sudah ada ebook cek financial lho... juga Anda bisa merencanakan keuangan Anda lebih mudah dan praktis dengan menggunakan exel.. Anda cukup memasukkan angka dan jadi deh... Mau? klik saja DI SINI

Monday, April 2, 2007

Kiat Bermain Saham bagi Pemula

Anda berminat menginvestasikan asset yang Anda miliki saat ini? Jika iya, sebagai enterpreuner sekaligus penulis buku asal singapura, Adam Khoo, saham adalah instrumen investasi yang tepat bagi para pemula karena fluktuasinya yang selalu naik setiap tahun. Apalagi, menurut pria yang telah menjadi miliuner di usia 26 tahun ini, saham termasuk instrumen investasi yang memiliki resiko kecil dalam jangka panjang.

Memang, saham memiliki risiko yang tinggi untuk jangka pendek, Namun kondisinya akan lebih aman pada jangka panjang. Karena itu, pilihlah saham dengan jangka waktu minimal 6 bulan hingga 12 tahun. Menurut Adam, investasi saham bisa menghasilkan return sebesar 12% pertahun dengan resiko 0%. Pergerakan saham selalu ditunjukkan dengan indeks saham yang menggambarkan kondisi saham perusahaan yang ada di pasar. Dan saham gabungan di Indonesia di gambarkan dalam Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Beberapa orang menyatakan bahwa return dari investasi saham hanya mampu mancapai level tertinggi 4%, Namun Adam menyebutkan return 12% mampu dicapai jika investasi di 500 perusahaan besar yang terdapat dalam IHSG.
Untuk mencapai return sebesar itu, memang tidak mudah dicapai, terutama bagi pemula. Karena itu, sebelum terjun sebaiknya Anda belajar mengenal dulu bagaimana tren pasar saat itu. Selama 5 tahun belakangan, indeks saham di Amerika terus naik turun dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang atau umumnya, pasar saham terus beranjak naik. Pasar saham terus naik secara berkesinambungan karena adanya faktor inflasi dan pertumbuhan penduduk. Ketika populasi penduduk di seluruh dunia cenderung naik, perusahaan akan memiliki lebih banyak nasabah dan meraih keuntungan, sehingga harga saham cenderung terus naik pula.

Pasar saham memang sempat anjlok 50% dalam beberapa tahun terakhir, sehingga timbal panic selling dengan harga jual yang sangat minim. Namun berdasarkan data selama 50 tahun dalam indeks saham AS saja, tercatat pasar saham mengalami kenaikan selama 37 tahun, dan hanya mengalami penurunan selama 13 tahun.

Jadi bagaimana seharusnya memulai investasi saham bagi pemula? Adam menyebutkan bahwa untuk menghindari risiko kerugian tersebut, maka investor harus menginvestasikan uangnya pada beberapa saham selama setahun pertama. Dengan cara ini kemungkinan keuntungan bisa mancapai 74% dan kerugian hanya 26%.

Selain itu, jika investasi Anda selama 5 tahun kedepan, maka kemungkinan meraih keuntungan lebih besar, yakni 90% dan hanya 10% kemungkinan rugi. Atau jika Anda menginvestasikan seluruh uang Anda pada sejumlah saham selama kurang lebih 10 tahun, maka kemungkinan mengalami risiko kerugian sama dengan 0%.


Strategi Sukses


Strategi pertama untuk sukses di pasar saham adalah membeli beberapa jenis saham, yang memang memiliki risiko kerugian lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham.

Lantas kapan sebaiknya Anda membeli saham? Secepatnya. Karena menurut Adam, investasi adalah sesuatu yang jika dimulai lebih cepat, maka lebih besar juga uang bisa dihasilkan. Namun, menurut dia saat yang paling tepat untuk membeli saham adalah pada saat gejolak ekonomi tengah memanas, dan pasar saham tengah overvalue, karena pada dasarnya pasar saham seperti bom yang bisa meledak kapan saja. Jika Anda membeli saham pada saat kondisi memanas, dan pasar saham anjlok sebesar 50%, Anda masih memiliki waktu cukup panjang untuk memulihkan kembali masalah finansial Anda.

Lantas kapan saatnya Anda menjual saham tersebut? Adam menyarankan agar tetap menahan saham itu selama mungkin.”Semakin lama investasi saham, maka semakin minim pula risiko kerugiannya.” Tuturnya.

Sementara itu, untuk jenis saham apa yang harus dibeli, tergantung dpasar saham mana tempat Anda bermain. Namun sebelum memutuskan berinvestasi, menurut Adam, seseorang harus belajar terlebih dahulu bagaimana cara mengelola keuangan pribadi, pendapatan, dana, dan bagaimana menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran mereka

Kesemua faktor penentu investasi yang menguntungkan diajarkan Adam dalam pelatihan Wealth Academy-nya. Pelatihan ini berjalan selama empat hari berturut-turut untuk memberikan pengetahuan mengenai investasi yang benar bagi investor pemula yang sama sekali tidak mengenal investasi sebelumnya.


Strategi Jitu Main Saham



* Pasar saham sangat berisiko dalam jangka pendek, Namun akan lebih aman dalam jangka panjang

* Semakin lama investasi, semakin besar tingkat keuntungan (investasi selama 1 tahun resiko kerugian 26%, investasi 5 tahun risiko rugi 10%, dan investasi minimum 10 tahun maka Anda tidak akan mengalami risiko kerugian).

* Berdasarkan sejarah pasar saham, terbukti bahwa jika kita investasi berupa saham dalam jangka panjang, maka peluang meraih return sebesar 12,08% ada didepan mata.



Mia Chitra Dinisari
Bisnis indonesia 1 April 2007

Sunday, February 11, 2007

Memahami Risiko Obligasi Korporasi

Setelah kita memahami ORI sebagai alternatif investasi bagi investor kecil dan risiko harga yang terkandung didalamnya, marilah kita menengok obligasi lainnya terutama obligasi korporasi dan risikonya.
Berbeda dengan ORI dan SUN yang diterbitkan pemerintah, obligasi korporasi diterbitkan oleh BUMN dan perusahaan swasta nasional di indonesia. Selain risiko harga, risiko lain yang berhubungan dengan obligasi korporasi adalah risiko liquiditas, risiko maturitas, dan risiko default.

RISIKO LIQUIDITAS

Risiko ini melekat pada semua obligasi (pemerintah dan korporasi). Risiko ini timbal dari kemungkinan tidak liquidnya suatu obligasi diperdagangkan atau tidak mudahnya menjual suatu obligasi di pasar sekunder. Pasar sekunder obligasi tidak seramai pasar sekunder saham. Jika di pasar saham saja ada saham yang tidak liquid, apalagi dipasar obligasi.

Untuk dua obligasi yang sama karakteristikinya kecuali yang satu liquid dan yang lainnya tidak liquid,investor akan meminta tambahan tingkat bunga untuk obligasi yang tidak liquid atau istilah bakunya Premium risiko liquiditas.

Suatu obligasi menjadi liquid dipasar sekunder jika permintaan beli untuk obligasi itu cukup banyak atau memang ada pihak yang berperan sebagai market maker yang salah satu fungsinya adalah sebagai pembeli dan penjual stand-by untuk obligasi.

RISIKO MATURITAS

Risiko ini juga ada pada semua obligasi, terutama pada obligasi korporasi dan berkaitan dengan masa jatuh tempo obligasi. Secara umum, semakin lama jatuh tempo suatu obligasi, semakin besar tingkat ketidakpastian sehingga semakin besar risiko maturitas.

Risiko maturitas dari obligasi (pemerintah dan korporasi) negara berkembang seperti Indonesia wajarnya lebih besar daripada risiko maturitas obligasi negara maju seperti Amerika. Karena itu, investor yang rasional akan meminta Premium maturitas untuk obligasi yang sama karakteristiknya, tapi jatuh temponya lebih lama, katakan yang 10 tahun lagi berbanding yang tiga tahun lagi.

Siapa yang bisa memastikan korporasi yang ratingnya BBB masih tetap berdiri10 tahun lagi? Negara saja bisa bercerai-berai seperti kasus Uni Soviet, Yugoslavia dan Cekoslovakia apalagi korporasi. Karena adanya risiko maturitas ini, obligasi korporasi berjangka waktu lebih dari lima tahun jarana diterbitkan di Indonesia karena kurang diminati.

RISIKO DEFAULT

Risiko default hanya ada pada obligasi korporasi. Berbeda dengan ORI dan SUN yang dijamin pemerintah sebagai pengutang, obligasi korporasi tidak dijamin pemerintah. Investor yang membeli obligasi korporasi harus menyadari bahwa investasinya bisa tidak kembali jika sebelum obligasi jatuh tempo, korporasi itu bangkrut. Risiko korporasi bangkrut sehingga obligasi dan bunganya menjadi gagal dibayar. Inilah yang dimaksud dengan risiko default.

Untuk membantu pengambilan keputusan para investor obligasi, Bapepam mensyaratkan setiap perusahaan yang ingin mengeluarkan obligasi atau surat utang yang ditawarkan ke Publik memiliki pringkat dari perusahaan pemeringkat yang mendapat izin dari Bapepam yaitu Pefindo, Kasnic, dan Fitch Indonesia.

Rating yang dikeluarkan mencerminkan opini ahli (exoert opinion) perusahaan pemeringkat itu mengenai kemampuan sebuah korporasi membayar utang dan bunganya tepat waktu.

Dengan adanya rating, investor obligasi korporasi diharapkan tidak membeli kucing dalam karung. Investor diharapkan tidak salah mengambil keputusan investasi, kalaupun salah, investor harus bersedia menanggung kerugian itu sendiri.

Pesan terakhir ini yang lebih penting, bukankah deposito diatas Rp100juta (maksimum yang dijamin LPS) saja ada risiko tidak dibayar jika banknya bangkrut apalagi obligasi yang lebih berisiko?

Sebagai kompensasi atas adanya risiko ini, investor tentunya meminta tambahan return di atas obligasi pemerintah dengan karakteristik yang sama atau premium risiko default. Ingat, dalam investasi selalu berlaku kaidah, “Dimana ada risiko, di situ mesti ada return.” Berapa besar biasanya Premium risiko ini? Tergantung rating emiten itu dan kondisi ekonomi makro. Untuk korporasi berating AAA dalam kondisi ekonomi makro yang baik, Premium sebesar 1% mungkin cukup, untuk korporasi rating AA mungkin 1,5% dan 2% untuk yang berating A. Semakin rendah rating, semakin besar risiko default sehingga semakin besar Premium yang harus diberikan.

Yang dimaksud dengan Premium adalah sebagai berikut. Misalkan wal 2007 pemerintah menerbitkan obligasi berbunga 11% p.a. dan tiga korporasi di Indonesia berating AAA, AA, dan A juga mengeluarkan obligasi yang sama jatuh tempo, nilai nominal, dan harga jualnya (100).

Rasio utang dan prospek korporasi dan industrinya juga sama. Obligasi korporasi rating AAA diharapkan memberikan tingkat bunga 12%, yang rating AA 12,5% dan A 13%.

Untuk kondisi makro ekonomi yang kurang baik, investor mungkin tidak cukup puas kalau premiumnya hanya 1%, 1,5%, dan 2% mengingat kemungkinan korporasi bangkrut lebih besar pada saat resesi dari pada saat booming. Investor mungkin saja mengharapkan premiumnya naik menjadi 2%, 2,25%dan 3% misalnya.

Investasi dalam obligasi korporasi memang bisa membuat Anda rugi atau bahkan investasi awal Anda hilang. Untuk menghindari rugi besar, saran saya adalah jangan pernah beli obligasi korporasi yang rating dibawah BBB (batas layak investasi) atau yang jatuh temponya lebih dari lima tahun atau yang rasio utangnya sangat tinggi.


Budi Frensidy
Bisnis Indonesia 11 Februari 2008

Monday, January 22, 2007

Berpacu Dengan Obligasi

Apa boleh buat, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diperkirakan akan cenderung turun dimasa mendatang. Tapi, kepala Anda tidak perlu nyut-nyutan, kalau mengetahui cara berinvestasi yang tepat.

Menempatkan uang diseposito jelas return nya makin kecil. Kalau disaham, takut jantung tidak kuat melihat harganya sering bergejolak. Yang paling stabil adalah di obligasi karena kupon/bunganya tetap.

Tapi, apapun pilihan investasinya pasti memiliki resiko. Prinsipnya, memilih investasi itu tergantung pada tingkat keberanian investor dalam menanggung resiko. Bila Anda termasuk investor yang masih pemula atau bukan investor yang berani mengambil resiko (risk taker), obligasi adalah pilihan tepat.

Berinvestasi di obligasi itu akan mendapatkan kupon dalam jumlah tetap secara berkala sebagaimana deposito di perbankan. Kupon tersebut umumnya dibayarkan setiap 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekalisampai waktu jatuh tempo. Kalau Anda ingin berinvestasi di obligasi, setidaknya ada empat pilihan produk obligasi yang bisa diseleksi.
Ke Empat obligasi itu adalah;
1.Obligasi Pemerintah atau Surat Utang Negara (SUN),
2.SUN ritel atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI),
3.Obligasi BUMN,
4.Obligasi Korporasi dan Obligasi Syariah.


Dari beragam pilihan produk investasi itu, tentu pertimbangan utamanya return atau tingkat pengembalian investasi. Meski obligasi, investor tetap harus memilih obligasi yang memberikan kupon tinggi. Obligasi yang berpeluang mencetak keuntungan paling tinggi itulah yang kini dicari investor.
“Kalau ORI, untungnya setelah dikurangi pajak kok hampir sama dengan deposito ya, ” keluh seorang bapak dikantor sebuah perusahaan sekuritas di suatu siang.

Lantas obligasi mana yang kuponnya saat ini paling menarik dan resikonya lebih kecil? Menurut Direktur First State Invesment Putut Endro Andanawarih, saat prediksi suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus turun, obligasi yang jatuh temponya panjang yaitu antar 10 tahun dan 15 tahun yang memberikan keuntungan yang paling tinggi.

Dengan jangka waktu jatuh tempo yang lama itu, investor tentu harus memilih obligasi yang memiliki resiko gagal bayar (default) paling kecil. Obligasi dengan tingkat resiko paling kecil itu, kata Putut adalah obligasi pemerintah.

Membeli obligasi Pemerintah dinilai berisiko paling kecil atau sering dikatakan risk free dibandingkan obligasi lainnya karena diasumsikan tidak akan bangkrut. Secara teori jika suku bunga turun, harga obligasi dipasar sekunder akan naik, karena investor memiliki kesempatan mendapatkan kupon yang lebih tinggi dari pada suku bunga di perbankan.

Bagaimana jika sekarang memilih obligasi korporasi? “ kalau jatuh temponya jangka panjang, resikonya lebih tinggi daripada obligasi Pemerintah,” kata Putut.
Beragam pertimbangan itulah yang membuat obligasi Permerintah banyak diburu oleh investor. Di pasar sekunder, menurut Direktur Bursa Efek Surabaya (BES) Guntur Pasaribu, obligasi pemerintah paling ramai ditransaksikan.

Alasannya, pilihan investor lebih banyak karena seri obligasi pemerintah lebih banyak. Dari sisi besar kupon, kata Guntur, obligasi yang diterbitkan Pemerintah Indonesia juga masih lebih besar dibandingkan obligasi sejenis yang diterbitkan pemerintah negara lain.

Maka itu, para hedge fund mulai mengumpulkan obligasi pemerintah unuk mengantisipasi suku bunga yang terus turun. Yield obligasi pemerintah saat ini berada di kisaran 9,5% -10,5%.

“Investor asing itu tidak melihat besar kupon saat ini yang tidak jauh beda dengan SBI. Mereka lebih melihat kondisi jangka panjang dimana suku bunga terus turun,” paparnya.

Kalangan manajer investasi memperkirakan selama 2007, penerbitan obligasi korporat akan mencapai Rp15 Triliun, atau meningkat lebih dari separoh nilai emisi tahun ini. Sektor-sektor seperti perusahaan pembiayaan, infrastruktur dan konsumen mungkin masih akan mendominasi pasar perdana.

Untuk penerbitan SUN, pemerintah dalam RAPBN 2007 yang baru saja direvisi menaikkan jumlah penerbitan obligasi baru sebesar Rp5 Trilliun menjadi Rp40,6 Triliun sebagai dampak membengkaknya defisit anggaran dari 0,9% menjadi 1,1% terhadap produk domestik bruto.

Jika pemerintah diasumsikan tidak melakukan pembelian kembali (buy back) dan akan menerbitkan obligasi global USD 2 Miliar atau sama dengan posisi 2006, totol penerbitan kotor obligasi pemerintah akan mencapai Rp48,5 Triliun atau lebih tinggi Rp6 Triliun daripada tahun ini.

Artinya, pasokan obligasi pemerintah bakal naik tahun ini. Tapi, jangan keburu senang karena investor asing siap melahapnya maka itu, keputusan investasi segera dibuat agar jangan sampai menyesal kemudian.


TIPS BERINVESTASI DI OBLIGASI


1. Cermat mengukur potensi resiko yang paling minimal dengan memahami karakter risiko investasi di obligasi

2. Cermat mengamati keadaan pasar dengan mengamati indikator ekonomi seperti nilai tukar, indeks harga saham gabungan, suku bunga, laju inflasi dan harga BBM

3. Membeli ORI bisa menjadi instrument investasi untuk Anda yang ingin berinvestasi di obligasi, tapi dananya hanya puluhan juta rupiah

4. Kalau obligasi itu diterbitkan oleh korporat, perhatikan peringkat dari obligasi tersebut untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan membayar surat utang


Suli H. Murwani
Bisnis Indonesia 21 Januari 2007

Mari Berburu Saham Halal

Mencari Instrumen investasi yang halal, berkah dan menguntungkan menjadi trend sebagian masyarakat saat ini. Salah satu alternative investasi yang halal adalah saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII). Berinvestasi di saham yang masuk dalam JII tak hanya halal, tapi secara histories juga telah terbukti memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan indeks LQ45 dan indeks harga saham gabungan (IHSG).

Data dari Bloomberg mengungkapkan kinerja saham JII pada 2002 sebesar 7,59% dan naik menjadi 90,11% pada 2003, sebesar 162,16% pada 2004 dan 219,25% pada 2005.
Selain menguntungkan, JII yang diluncurkan oleh Bursa Efek Jakarta bekerja sama dengan Dana Reksa Fund Management Sejas juli 2000 ini memang memberikan alternatif bagi yang menginginkan investasi saham yang halal. Karena bagi sebagian Amat Islam, investasi saham masih dianggap meragukan dari sisi kehalalannya. Sebagian Amat Islam menganggap jual beli saham di bursa haram karena termasuk spekulasi atau judi. Sebenarnya, esensi pasar modal itu adalah tempat mempertemukan antara pengusaha yang memerlukan modal dan investor pemilik dana untuk membiayai bisnis preusan yang sahamnya dibeli oleh investor tersebut.

Dengan adanya pembiayaan tersebut, sektor riil bisa bangkit, sehingga meningkatkan produktivitas dan lapangan kerja. Kerjasama tersebut dalam Islam dikenal dengan nama bagi hasil (mudharobah atau musyarakah). Masyarakat dalam system kapitalis mengenal istilah itu dengan nama perusahaan patugan (join venture). Islam menghalalkan kerja sama yang saling menguntungkan atau tidak ada unsur tipu-menipu, sebagaimana tercantum dalam al-Quran surat al-Maidah:3 “dan tolong menolonglah kamu atas kebaikan dan taqwa.” Ada yang berpendapat kalau membeli saham untuk tujuan jangka panjang, yaitu investasi, menjadi halal karena sahamnya tidak di spekulasikan di pasar skunder. Artinya, kita boleh saja menjual saham kalau memang ada kebutuhan untuk mendapatkan dana, tapi bukan untuk tujuan mendapat keuntungan dari selisih harga saham (capital gain).

Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh HR Bukhari, Nabi Muhammad juga berkata bahwa sesungguhnya Allah mencintai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri.
Artinya, Isalam lebih menghargai orang yang bekerja daripada mereka yang duduk ongkang-ongkang mengharapkan capital gain. Terlepas dari perdebatan soal mekanisme pemanfaatan saham itu, tidak semua saham di BEJ memang masuk kategori halal. Karena itu, Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) telah memberikan fatwa kehalalan untuk 30 saham yang masuk JII. Saham yang bisa masuk JII itu adalah perusahaan yang bidang usaha dan manajemennya sesuai syariat Islam, yaitu tidak mengandung unsur riba, gharar (penipuan) dan bisnisnya halal. Kalau Anda membeli saham perusahaan yang bergerak di bisnis minuman keras atau perbankan konvensional, saham jenis itu dikategorikan haram Karena tidak sesuai dengan syariah Islam yang melarang khamar atau minuman keras, hal yang merusak kesehatan dan praktik riba.

Syarat lain untuk saham yang halal adalah adanya kesamaan hak diantara seluruh pemilik saham. Dalam perusahaan yang sahamnya halal, tidak ada saham preferen, karena saham jenis itu dinilai tidak adil. Pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara sebagaimana pemilik saham biasa, tetapi mereka memiliki hak dividen. Prinsipnya, niat berinvestasi menjadi landasan utama bagi seorang yang menginginkan instruyen investasi yang halal. Memilih saham JII merupakan upaya mencari keberkahan dan kehalalan investasi.

Berinvestasi di JII, secara perhitungan ekonomi juga menguntungkan. Menurut pengamat pasar modal syariah Muhammad gunawan Yasni, JII memang prospektif karena saham yang masuk JII adalah saham unggulan. Selain itu, pergerakan saham di JII itu relatif stabil karena investor yang membeli saham syariah umumnya memiliki horizon investasi jangka panjang. Sayangnya, kata analis saham Edwin Sinaga, saham yang hanya 30 jenis itu dinilai kurang memberi pilihan bagi investor. Maka itu, BEJ kedepan berencana untuk membuat indeks syariah baru dengan portofolia saham lebih besar daripada JII. Imbasnya, pilihan investasi saham syariah makin variatif untuk Anda yang tertarik berinvestasi yang halalan toyyiban sekaligus beribadah.


30 Saham Jakarta Islamic Indeks
Januari – Juni 2007



* Adhi Karya
* Astra Internaional
* Aneka Tambang
* Astra Agro Lestari
* Berlia Laju Tanker
* Bakrie Brothers
* Bakrie Telecom
* Bumi Resourses
* Citra Marga Nushapala Persada
* Ciputra Development
* Ciputra Surya
* Gajah Tunggal
* Telekomunikasi Indonesia
* United Tractors
* Bakrie Sumatera Plantation
* Tambang Batubara Bukit Asam
* Indofood Sukses Makmur
* International Níckel Company
* Indah Kiat Pulp and Paper
* Indocement Tunggal Prakarsa
* Indosat
* Kalbe Farma
* Lippo Karawaci
* London Sumatera Plantation
* Medco Energy International
* Perusahaan Gas Negara
* Holchim Indonesia
* Sumalindo Lestari Jaya
* Total Bangun Persada
* Unilever Indonesia



Suli H Murwani
Bisnis Indonesia, 21 jnuari 2007

BISNIS Hot

Nilai Tukar Rupiah

Harga Valas

BISNIS Info

Be Billionaires

Adsense Indonesia


Masukkan Code ini K1-9FAAF4-6
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Bisnis ; Harga Emas